tag:blogger.com,1999:blog-22668368282755140852023-11-16T04:30:04.176-08:00BEEginning"..Fear not that thy life shall come to an end, but rather fear that it shall never have a beginning.." (John Henry Cardinal)b12gitta.pu3http://www.blogger.com/profile/10256759868682750819noreply@blogger.comBlogger11125tag:blogger.com,1999:blog-2266836828275514085.post-68262945901094667932009-07-22T23:51:00.000-07:002009-07-23T00:58:09.830-07:00Nama Depan Nama Saya<div style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);">23 Juli 2009 entah mengapa hari ini terasa begitu istimewa... </span><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">Bahkan, sejak beberapa hari yang lalu, kolom agenda hari ini menjadi sesuatu yang begitu Bee nantikan. </span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">Yap! 23 Juli ini... saat mainan mini oleh-oleh Karin dari Singapur dulu menempel dengan manis pada asturo biru langit di kamar. Si imut inilah yang memberi aksen sendiri pada catatan-catatan kecil </span><span style="color: rgb(153, 51, 153);">yang tertera di sana:</span><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">- ambil legalisir ijazah dan transkrip nilai versi B.Ing di front office kampus,</span><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">- ambil pas foto yang dicetak di Kayonna kemarin malam,</span><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">- ke warnet buat ngedit profil registrasi online PDK Deplu, </span><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">- fotokopi sertifikat-sertifikat seminar, training, dan penghargaan (?)</span><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">*cailahhh... kata yang terakhir ini rada spesial buat Bee. Prestasi sebagai TOP 30 Audisi Kotex Be "Young, Outstanding, Unique" disingkat "YOU" menjadi jimat yang nggak pernah lupa Bee sertakan setiap kali mengirimkan CV untuk melamar kerja. Geli juga kalo inget-inget hal yang satu itu, ihiy... sutralah, lanjut ke topik selanjutnya*</span><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">- makan soto atau apapun yang anget bin seger untuk melegakan tenggorokan yang serak..</span><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">*yang satu ini agenda tambahan... benar-benar baru ditambahkan karena sejak pagi badan meriang dan lemas. Yaiyalahh... udah tau sakit, malah tidur tanpa kemulan selimut tebe</span><span style="color: rgb(153, 51, 153);">l padahal semalem duingin buangedh!!! tapi, ya... sutralah... lanjut!*</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">Ya, ya, ya... lima agenda untuk hari ini, selain catatan besar-besar: HARI INI JANGAN BOLOS LES MANDARIN LAGI UNTUK YANG KE-11 KALINYA! (Oh, God...) saking banyaknya agenda yang saling tumpang tindih, les yang satu itu terbengkalai. Bayangkan, 10x berturut-turut, udah kayak apaan tau ilmu yan</span><span style="color: rgb(153, 51, 153);">g nggak Bee dapet! hanya tersisa 2 kali bolos lagi, hikz... sedih rasanya meski mungkin les itupun akan Bee lepaskan sebelum 5 Sepetember 2009 datang! =')</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">Tapi... tapi... bukan catatan itu yang menjadikan hari ini PENTING (P-E-N-T-I-N-G), melainkan karena hari ini adalah "Perayaan wajib Santa Birgitta dari Vadstena, Swedia". </span><span style="font-style: italic; color: rgb(153, 51, 153);">Who is Birgitta? Birgitta is a saint. Birgitta is my first name. Bee for Birgitta.<br /></span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(153, 51, 153);">Nama depan nama saya</span><span style="color: rgb(153, 51, 153);"> itu Birgitta. Sebuah nama yang selalu membuat juru ketik atau petugas administrasi manapun kesulitan mengetiknya. Entah karena namanya yang memang sulit.., entah karena "Bir" pada "Birgitta" dinilai tak lazim dibandingkan "Bri" </span><span style="color: rgb(153, 51, 153);">pada "Brig</span><span style="color: rgb(153, 51, 153);">itta".., atau emang dasar SDM yang bersangkutan nggak mutu ajah... </span><span style="font-style: italic; color: rgb(153, 51, 153);">"...nggak profesional<span style="font-style: italic;">, masa nulis nama begini ajah salah terus!"</span></span><span style="color: rgb(153, 51, 153);"> omelan yang paling sering dilontarkan Bapak, orang yang merasa berkompeten dalam hal pemberian nama anak gadis satu-satunya ini. Belum lagi, nama "Birgitta" yang dituliskan menjadi "Girgitta" oleh petugas DPT saat Pemilu di Bogor kemarin. Oh, mai-gat! Udah ditulis tangan, salah pula, gag ditip-ex pula... ='( klo diketik, masih maklum... barangkali huruf "B" pada keyboardnya rusak, ha..ha..ha..ha..ha.. (ketawa ala Mbah Surip)</span><span style="font-style: italic; color: rgb(153, 51, 153);">.<br /></span><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">Birgitta dan bukan Brigitta. Bukan... bukan nama yang kedua... yang tertera pada setiap arsip kelulusanku sejak TK s.d SMP dari sekolah swasta favorit yang terletak di depan Istana Bogor. Sebelas tahun lamanya menuntut ilmu di sana, selama itu pula seluruh arsip yang ada nama depan "Bir" tadi selalu keliru jadi "Bri". Dan mungkin sepanjang masa itu pula, Bapak/ Ibu lumayan sering komplain ke petugas TU di sekolah.. =) yahhh... itulahhh...</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">Mari... mari... Bee lanjutkan ceritanya. Kali ini Bee akan berbagi informasi tentang siapa itu "Birgitta", sosok yang menjadikan hari ini begitu spesial baginya... =)</span><br /><br /><div style="text-align: right;"><span style="color: rgb(0, 153, 0);"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">23 Juli - Santa Birgitta</span></span></span><br /></div><br /><span style="color: rgb(0, 153, 0);"><span style="font-style: italic;">Tahun 1303, Birgitta lahir di Vadstena, Swedia. Ia putri turunan Raja Swedia. </span></span><span style="color: rgb(0, 153, 0);"><span style="font-style: italic;">Sejak kecil, ia rajin mengikuti Kurban Misa dan mendengarkan kotbah pastornya. Kebia</span></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiL7KBhDYNim1SRjDBhvJvY6h_rPklKEEphLnKwaC98qUNcE-fg3sdGO4O4o0bNN5mxhxi0B-_zX6bI6pAf4Fw1_b4fRr08I5LRYfQ9b6JN16AMaZ7wh6L_NBsege_-wGm0KrckmoonOsI/s1600-h/1+Bee.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 141px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiL7KBhDYNim1SRjDBhvJvY6h_rPklKEEphLnKwaC98qUNcE-fg3sdGO4O4o0bNN5mxhxi0B-_zX6bI6pAf4Fw1_b4fRr08I5LRYfQ9b6JN16AMaZ7wh6L_NBsege_-wGm0KrckmoonOsI/s200/1+Bee.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5361561173612241970" border="0" /></a><span style="color: rgb(0, 153, 0);"><span style="font-style: italic;">s</span></span><span style="color: rgb(0, 153, 0);"><span style="font-style: italic;">a</span></span><span style="color: rgb(0, 153, 0);"><span style="font-style: italic;">an ini menanamkan dalam dirinya benih-benih iman yang kokoh dan berguna bagi cara hidupnya di kemudian hari. Pada usia 13 tahun, Birgitta menikah dengan Pange</span></span><span style="color: rgb(0, 153, 0);"><span style="font-style: italic;">ran Ulfo dari Gudmarson, putra seorang bangsawan Swedia. Dari pernikahannya ini, Birgitta dianugerahi delapan orang anak selama 28 tahun hidup bersama suaminya. Sebagai ibu rumah tangga, Birgitta sangat bijaksana dalam mengatur keluarganya dan dengan penuh kasih sayang mendidik anak-anaknya. Masalah pendidikan anak-anak menjadi perhatian utama. Hasil didikannya terbukti pada diri anaknya, <span style="font-weight: bold;">Katarina</span>, yang kelak menjadi orang kudus (juga), yakni<span style="font-weight: bold;"> Santa Katarina dari Swedia.</span><br /><br />Tahun 1335, Birgitta dipanggil ke istana Raja Magnus II Erikson (1319-1365) untuk menjadi ibu rumah menantikan kehadiran Blanche dari Namur, permaisuri Raja Magnus. Selama berada di istana, Birgitta memberi bimbingan kepada Magnus II bersama permaisurinya dalam menghadapi berbagai kesulitan hidup perkawinan.<br /></span></span><br /><span style="color: rgb(0, 153, 0);"><span style="font-style: italic;">Sepeninggal suaminya pada tahun 1344, Birgitta masuk <span style="font-weight: bold;">biara Cisterian di Alva</span></span></span><span style="color: rgb(0, 153, 0);"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">stra</span>.<span style="font-weight: bold;"> </span>Di biara ini, ia menjadi suatu corak hidup rohani yang keras, sambil tetap mendampingi Raja Magnus II bersama permaisurinya. Raja Magnus inilah yang kemudian menjadi pelindung dan pembantu setia para suster yang menjadi anggota tarekat religius yang didirikan oleh Birgitta di Vadstena pada tahun 1346. Ordo baru ini dimaksudkan untuk menghormati <span style="font-weight: bold;">Sang Penebus Yesus Kristus</span>. Kekhususan ordo ini adalah Ordo ini menghimpun banyak suster, beberapa orang imam dan bruder,perisiti yang hidup terpisah-pisah di rumah masing-masing, tetapi bersama-sama memuji Tuhan dalam satu gereja. Urusan biara dipimpin oleh seorang abbas perempuan, sedangkan kehidupan rohani diserahkan kepada seorang imam biarawan.<br /><br />Untuk mendapatkan restu <span style="font-weight: bold;">Sri Paus</span> atas tarekat yang didirikannya, sekaligus merayakan <span style="font-weight: bold;">Tahun Suci 1350</span>, maka pada tahun 1349, Birgitta pindah ke <span style="font-weight: bold;">Roma</span> ditemani oleh Katarina anaknya. Di Roma, Birgitta bertapa keras, memperhatikan orang-orang miskin dan sakit, serta memberikan nasehat kepada Sri Paus mengenai <span style="font-weight: bold;">masalah-masalah politis</span>. Ia tak hentinya menasehati <span style="font-weight: bold;">Paus Klemens VI (1342-1352), Paus Urbanus V (136</span></span></span><span style="color: rgb(0, 153, 0);"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">3-1370), </span>dan <span style="font-weight: bold;">Paus Gregorius XI (1</span></span></span><span style="color: rgb(0, 153, 0);"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">370-1378)</span> agar <span style="font-weight: bold;">Takhta Suci</span> dipindahkan <span style="font-weight: bold;">kembali dari Avignon ke Roma</span>. Sampai akhirnya, pada tahun 1371, Paus Urbanus V memberi restu atas pendirian tarekat yang didirikan Birgitta tersebut.<br /></span></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8MM1SFoeybFhmi0PW3SOLdAsn582vt3Rk4JzCYPFClq67Tv9SvkOYjIPL5Z9WFmrrxmaW9TxWw9r3lWUuUGgBz9z5cCYpQWjt3_CGpTIl4EwDXcbHWXFSenXwpPWagVI1SAM-MnoTCzI/s1600-h/Sister+Birgitta.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 214px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8MM1SFoeybFhmi0PW3SOLdAsn582vt3Rk4JzCYPFClq67Tv9SvkOYjIPL5Z9WFmrrxmaW9TxWw9r3lWUuUGgBz9z5cCYpQWjt3_CGpTIl4EwDXcbHWXFSenXwpPWagVI1SAM-MnoTCzI/s320/Sister+Birgitta.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5361560341507590994" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(0, 153, 0);"><span style="font-style: italic;"><span style="color: rgb(204, 102, 0);">Birgitta memiliki kemampuan kenabian dan meramalkan banyak peristiwa kerohanian dan politik. Berulang k</span></span></span><span style="color: rgb(0, 153, 0);"><span style="font-style: italic;"><span style="color: rgb(204, 102, 0);">ali ia mengalami hambatan dan pengejaran, namun tidak pernah berkecil hati. Ia teguh dalam iman dan panggilannya yang suci.<br /><br /></span></span></span><span style="color: rgb(0, 153, 0);"><span style="font-style: italic;">Setelah</span></span><span style="color: rgb(0, 153, 0);"><span style="font-style: italic;"> suatu perjalanan ke Tanah Suci pada tahub 1371, Birgitta kembali ke Roma. Dua tahun kemudian, <span style="font-weight: bold;">23 April 1373, Birgitta meninggal dunia di Roma.<br /><br />Paus Bonifasius I</span></span></span><span style="color: rgb(0, 153, 0);"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">X (1389-1404) menganugerahi gelar "santa" kepada Birgitta pada tahun 1391.<br /></span><br /></span></span><span style="color: rgb(153, 51, 153);">Nah.. nah.. kali ini Bee bisa berteriak lantang: "santa pelindung yang jadi nama depan nama gue itu EKSIS kali!!!" Berkat buku yang Bee pinjam di sekretariat paroki Kotabaru, yang salah satu artikel tentang Birgittanya difotokopikan Mas Saptono, Bee jadi tahu dan yakin bahwa dulu Bapak nggak salah liat ataupun ngasal ngasih nama. Hohohoho...<br /><br />Saat Bee tahu bahwa Santa Birgitta seorang advisor... tidak hanya dalam hal rohani, tapi juga politik... Bee jadi makin mantabh dengan gelar Sarjana Ilmu Politik (SIP) yang disandangnya.<br /><br /></span><div style="text-align: center;"><span style="font-style: italic; color: rgb(255, 153, 0);font-size:180%;" >Inikah jalan yang telah dipersiapkan-Nya un</span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnV1I2KwBx6AhzOgDFcUXRlHdTgz98yQkwRgIDOOl-k6nCAt6JNCXzkA2Nl9CAm-2jWfN7hjHv9C6fWbah2fZOukTyibfF0QqtU8ZN18CUs7S_2LcMYkXwY6pm0O9iNB2I4Z54HpFM_Hs/s1600-h/santa-birgitta-church.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 158px; height: 209px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnV1I2KwBx6AhzOgDFcUXRlHdTgz98yQkwRgIDOOl-k6nCAt6JNCXzkA2Nl9CAm-2jWfN7hjHv9C6fWbah2fZOukTyibfF0QqtU8ZN18CUs7S_2LcMYkXwY6pm0O9iNB2I4Z54HpFM_Hs/s320/santa-birgitta-church.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5361559741689751906" border="0" /></a><span style="font-style: italic; color: rgb(255, 153, 0);font-size:180%;" >tukku? </span><br /></div><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">Sebuah jalan yang Bee pilih, jauh-jauh hari sebelum Bee mengetahui detail tentang Santa Birgitta, aktivis gereja (rohani) dan juga pengamat politik. Semoga semangat dan teladan hidupnya menjadi api yang tak lekang terpadamkan oleh hambatan apa pun. Alleluia! ^,^</span><span style="font-style: italic;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-style: italic;"></span></span></span></div><div class="blogger-post-footer">www.b12gitta.pu3.multiply.com</div>b12gitta.pu3http://www.blogger.com/profile/10256759868682750819noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2266836828275514085.post-53677823504012927172009-07-02T12:45:00.000-07:002009-07-02T13:07:53.535-07:00..peziarahan panjang..<span style="color: rgb(0, 102, 0);">Fiuhh! Nafas panjang berhembus dari indera pernapasanku... berjam-jam lamanya, Bee pandangi layar ini... mengamati setiap baris kalimat yang tertera di dalamnya. Hari demi hari seperti ini. Mencari dan terus mencari. Setiap saat mencoba untuk bersabar... mencoba bertahan... mencoba mencermati. Saat ini bukanlah masa yang mudah... menyandang gelar Sarjana Ilmu Politik di belakang nama membuat Bee harus berusaha ekstra. Ekstra keras dalam pertarungan melawan idealisme dan pragmatisme.</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 102, 0);">Saat ini telah memasuki bulan ke-2 pasca wisuda, 19 Mei 2009... entah sudah berapa kesempatan kerja Bee lepaskan... sekedar untuk memantapkan hati bahwa profesi Bee nantinya adalah yang terbaik. Cukup satu kali pilih, sekali 'tuk selamanya. </span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 102, 0);">Saat ini entah sudah pagi yang ke berapa saat insomnia akut ini menyerang Bee. Kelulusan mengubah hidup Bee. Tidak ada kuliah pagi... hanya kursus Mandarin sedari Magrib hingga pukul delapan malam hari. Belajar menulis hanzi... mencoba mengingat-ingat pinyin... dan berlatih melafalkan shengdiao... dengan harapan, Bee akan mampu baca-tulis hanzi dengan pinyin dan pelafalan shengdiao yang tepat. Level dua. Ya... tanpa terasa sudah level dua... masih empat level menanti... sementara level dua baru akan selesai September nanti. Akankah Bee bertahan?</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 102, 0);">Masa-masa ini bagai peziarahan panjang... Suasana hati tak menentu... Kecemasan demi kecemasan menghadang. Bukan sekedar memilih kerja atau kuliah lagi. Bukan pula sekedar memilih kerja dulu agar bisa kuliah lagi di luar negeri ataupun kuliah saja di dalam negeri. Kebimbangan dan keraguan ini senantiasa menghambat Bee maju. Ada ketakutan... ada kecemasan... takut-takut akan terjatuh... </span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 102, 0);">Dalam keterbatasan diri, Bee mencoba bangkit perlahan... dengan sisa energi yang ada. Bee masih membawa idealisme lulusan ilmu politik... penuh harap kelak mampu menjadi analis politik luar negeri yang mumpuni... mungkin belum akan sekelas dosen kawakan ataupun menteri luar negeri, biarlah semua ini Bee mulai dari jurnalis junior pada kolom-kolom tersembunyi. </span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 102, 0);">Semoga Bee kuat... semoga... semoga...</span><br /><span style="color: rgb(0, 102, 0);">Semoga saja tiga Juli ini... hari jadi Ibu... memberi kekuatan tersendiri bagi Bee...</span><br /><span style="color: rgb(0, 102, 0);">Bunda, doakan anindamu di Jogja ini...</span><br /><span style="color: rgb(0, 102, 0);">Semoga libur sekolah segera usai, hingga Bee bisa mengajar lagi... (~~")</span><br /><br /><br /><br /><br /><br /><span style="color: rgb(0, 102, 0);">Nb: Bee, sarjana ilmu politik yang senang bergumul dengan dunia anak, sempat mengajar sebagai guru privat bahasa inggris untuk anak-anak di beberapa tempat. Impian terbesar Bee adalah jadi duta PBB untuk anak-anak... UNICEF kali yaaa... Target dalam waktu dekat: meningkatkan kualitas TOEFL ITP, memantapkan bahasa Prancis dan terus berlatih Mandarin. Jiayou! ^-^</span><div class="blogger-post-footer">www.b12gitta.pu3.multiply.com</div>b12gitta.pu3http://www.blogger.com/profile/10256759868682750819noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2266836828275514085.post-34227880858736653342009-06-09T12:49:00.000-07:002009-06-09T13:01:57.908-07:00..tanggal kembar, kembar usia..<span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:100%;" ><span style="font-family: trebuchet ms; color: rgb(153, 51, 0);">Hari ini masih pagi.</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms; color: rgb(153, 51, 0);">Tanggal sepuluh dini hari.</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms; color: rgb(153, 51, 0);">Perutku lapar terus berbunyi.</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms; color: rgb(153, 51, 0);">Tak cukup tenang diganjal roti.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms; color: rgb(204, 0, 0);">Capek.. lelah.. agak emosi.</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms; color: rgb(204, 0, 0);">Kamu.. dia, Dia.. kamu.. bikin panas hati.</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms; color: rgb(204, 0, 0);">Panas-dingin, dingin-panas, nyeri-nyeri.</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms; color: rgb(204, 0, 0);">Sakit sendiri.. perih sendiri..</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms; color: rgb(255, 102, 0);">Namun, hatiku mulai berseri.</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms; color: rgb(255, 102, 0);">Saat ku ingat tinggal sisa sehari.</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms; color: rgb(255, 102, 0);">Hari jadiku setelah setahun menanti.</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms; color: rgb(255, 102, 0);">Degup-dentang berdentang dalam hati.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms; color: rgb(255, 204, 0);">Sebelas dua-dua, Dua-dua sebelas..</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms; color: rgb(255, 204, 0);">Tanggal kembar, buat hati berbinar..</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms; color: rgb(255, 204, 0);">Dua-dua bertambah tua, usia tua harus ikhlas..</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms; color: rgb(255, 204, 0);">Sebelas dua-dua, Dua-dua si Angka kembar..</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms; color: rgb(255, 204, 0);">Hari berganti munculkan cemas..</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms; color: rgb(255, 204, 0);">Semoga esok hari ku berbinar...</span><br /><br /><br /><br /></span><div class="blogger-post-footer">www.b12gitta.pu3.multiply.com</div>b12gitta.pu3http://www.blogger.com/profile/10256759868682750819noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2266836828275514085.post-3877477230149743282009-03-22T08:11:00.000-07:002009-03-22T08:50:28.114-07:00Larik-larik Jengah<div style="text-align: center;font-family:trebuchet ms;"><div style="text-align: left;"><span style="color: rgb(51, 102, 255); font-weight: bold;">Aku <span style="font-size:180%;">diam</span></span><br /><span style="font-style: italic;">Kau anggap Ku angkuh</span><br /><br /><span style="color: rgb(51, 204, 0); font-weight: bold;">Aku <span style="font-size:180%;">aktif</span></span><br /><span style="font-style: italic;">Kau sebut Ku agresif</span><br /><span style="font-style: italic;"> </span><br /><span style="color: rgb(255, 204, 0); font-weight: bold;">Aku <span style="font-size:180%;">cuek</span></span><br /><span style="font-style: italic;">Kau anggap Ku mati rasa</span><br /><br /><span style="color: rgb(255, 102, 102); font-weight: bold;">Aku <span style="font-size:180%;">peduli</span></span><br /><span style="font-style: italic;">Kau sebut Ku sok aksi</span><br /><br /><span style="color: rgb(255, 204, 0); font-weight: bold;">Aku <span style="font-size:180%;">acuh</span></span><br /><span style="font-style: italic;">Kau bilang Ku tak berhati</span><br /><br /><span style="color: rgb(51, 204, 0); font-weight: bold;">Aku <span style="font-size:180%;">terbuka</span></span><br /><span style="font-style: italic;">Kau nilai Ku gampangan</span><br /><br /><span style="color: rgb(51, 102, 255); font-weight: bold;">Aku <span style="font-size:180%;">dimiliki</span></span><br /><span style="font-style: italic;">Kau merasa dijahati</span><br /><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204); font-weight: bold;">Aku <span style="font-size:180%;">sendiri</span></span><br /><span style="font-style: italic;">Kau lihat Ku tampak haus belaian lelaki</span><br /><br /><br /><div style="text-align: right;"><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;font-family:courier new;font-size:100%;" >Aku diam dan aku aktif</span><span style="font-size:100%;"><br /><br /></span><span style="font-weight: bold;font-family:courier new;font-size:100%;" >Aku cuek dan lalu aku peduli</span><span style="font-size:100%;"><br /><br /></span><span style="font-weight: bold;font-family:courier new;font-size:100%;" >Aku acuh dan lalu lantas aku terbuka</span><span style="font-size:100%;"><br /><br /></span><span style="font-weight: bold;font-family:courier new;font-size:100%;" >Aku dimiliki hingga akhirnya kembali menyendiri</span><span style="font-size:100%;"><br /></span></div><span style="font-size:100%;"><br /></span><div style="text-align: left;"><br /></div></div></div><div style="text-align: right;"><span style="color: rgb(255, 102, 102); font-style: italic;font-size:130%;" >Ini AKU...<br />yang Kau kenal.</span><br /><div style="text-align: left;"><span style="font-size:130%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0); font-style: italic;">Itu NAMAku...</span><br /><span style="color: rgb(51, 204, 0); font-style: italic;">yang amat Kau hafal.</span></span><br /><div style="text-align: right;"><span style="font-style: italic; font-weight: bold; color: rgb(255, 204, 0);font-size:130%;" ><span style="color: rgb(255, 255, 0);">Ini PRIBADIku...</span><br /><span style="color: rgb(255, 255, 0);">yang seringkali buat Kau sebal.</span></span><br /><div style="text-align: left;"><span style="font-size:130%;"><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 102, 255);"><br />Itu AKU.. NAMAku... PRIBADIku...<br />dan beragam TINGKAHku...</span><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 102, 255);">yang senantiasa buat Kau kesal.</span><br /></span></div><br /><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;font-family:courier new;" >Namun sayangnya,</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;font-family:courier new;" >Ini masih AKU dan JIWAku</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;font-family:courier new;" >...</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;font-family:courier new;" >yang berulang kali Kau jegal</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;font-family:courier new;" >...</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;font-family:courier new;" >untuk kemudian,</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;font-family:courier new;" >...</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;font-family:courier new;" >Kau tingal</span></span><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;">Nb:<br />Larik ini dibuat beberapa minggu ke belakang..,<br />saat insomnia akut kambuh..,<br />saat gigi 'nyengsol' belum dioperasi.<br /><br />Larik ini ditujukan bagi sosok manusia manapun..,<br />yang senantiasa menilai pribadi orang lain dengan menuntut kesempurnaan atasnya.<br />Sosok yang menjadikan pribadi manapun merasa bersalah terlahir sebagaimana adanya ia.<br /><br />Secara khusus, larik ini ditujukan bagi siapa saja..,<br />manusia yang sempat memandang Bee sebelah mata.<br />Helloooooooooooooooooooooooooooo...................<br /></span></div><div style="text-align: justify;"><br /><span style="color: rgb(102, 0, 204);font-size:180%;" >"I am single and very berry happy"</span><br /></div></div></div></div></div></div><div class="blogger-post-footer">www.b12gitta.pu3.multiply.com</div>b12gitta.pu3http://www.blogger.com/profile/10256759868682750819noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2266836828275514085.post-78929602702902478802009-03-09T20:23:00.000-07:002009-03-09T20:57:13.069-07:00Dulu Itu...<div style="text-align: center;"><br /><span style="font-family: courier new; font-weight: bold;font-size:180%;" ><span style="color: rgb(102, 0, 204);">D.U.L.U I.T.U</span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="font-family: verdana; color: rgb(102, 0, 204);"></span></span><br /><br /><br /><span style="font-family: courier new; font-weight: bold;font-size:130%;" ><span style="color: rgb(102, 0, 204);">D.U.L.U I.T.U</span></span><span style="font-family: courier new;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(102, 0, 204);"><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;"></span></span> <span style="color: rgb(153, 51, 153);font-size:100%;" >aku buat kesalahan.</span></span><span style="color: rgb(153, 51, 153);font-size:100%;" ><br /></span></span><span style="font-family: courier new;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(0, 153, 0);">Mencintai dirinya sebagai satu pilihan.</span><br /></span><span style="font-family: courier new;font-size:100%;" ><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(102, 0, 204);"></span></span><br /></span><span style="font-family: courier new; font-weight: bold;font-size:130%;" ><span style="color: rgb(102, 0, 204);">D.U.L.U I.T.U</span></span><span style="font-family: courier new;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(102, 0, 204);"> <span style="color: rgb(153, 51, 153);">aku terlena dalam impian.</span></span><br /></span><span style="font-family: courier new;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(0, 153, 0);">Menikah dengannya sebagai sebuah harapan.</span><br /></span><span style="font-family: courier new;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(102, 0, 204);"></span><br /></span><span style="font-family: courier new; font-weight: bold;font-size:130%;" ><span style="color: rgb(102, 0, 204);">D.U.L.U I.T.U</span></span><span style="font-family: courier new;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(102, 0, 204);"> <span style="color: rgb(153, 51, 153);">aku pongah akan kenyataan.</span></span><br /></span><span style="font-family: courier new;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(0, 153, 0);">Memiliki sosoknya sebatas pada kesamaan.</span><br /></span><span style="font-family: courier new;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(102, 0, 204);"></span><br /></span><span style="font-family: courier new; font-weight: bold;font-size:130%;" ><span style="color: rgb(102, 0, 204);">D.U.L.U I.T.U</span></span><span style="font-family: courier new;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(102, 0, 204);"> <span style="color: rgb(153, 51, 153);">aku memupuk kebodohan.</span></span><br /></span><span style="font-family: courier new;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(0, 153, 0);">Berhasrat menyayangi meski tanpa landasan.</span><br /></span><span style="font-family: courier new;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(102, 0, 204);"></span><br /></span><span style="font-family: courier new; font-weight: bold;font-size:130%;" ><span style="color: rgb(102, 0, 204);">D.U.L.U I.T.U</span></span><span style="font-family: courier new;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(102, 0, 204);"> <span style="color: rgb(153, 51, 153);">pula aku buat keputusan.</span></span><br /></span><span style="font-family: courier new;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(0, 153, 0);">'tuk akhiri ketidakpastian..</span><br /></span><span style="font-family: courier new;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(255, 102, 102);">'tuk menyudahi pertengkaran..</span><br /></span><span style="font-family: courier new;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(51, 102, 255);">dan membalut permusuhan dalam perdamaian.</span><br /></span><span style="font-family: courier new;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(102, 0, 204);"></span><br /></span><span style="font-family: courier new; font-weight: bold;font-size:130%;" ><span style="color: rgb(102, 0, 204);">D.U.L.U I.T.U</span></span><span style="font-family: courier new;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(102, 0, 204);"> <span style="color: rgb(153, 51, 153);">hanya ada aku, aku dan..</span></span><br /></span><span style="font-family: courier new; color: rgb(0, 153, 0);font-size:100%;" >sketsa anganku di masa depan.<br /></span><span style="font-family: courier new;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(0, 153, 0);"></span><br /></span><span style="font-family: courier new; font-weight: bold;font-size:130%;" ><span style="color: rgb(102, 0, 204);">D.U.L.U I.T.U</span></span><span style="font-family: courier new;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(102, 0, 204);"> <span style="color: rgb(153, 51, 153);">memang tinggal kenangan.</span></span><br /></span><span style="font-family: courier new; color: rgb(255, 102, 102);font-size:100%;" >Dan kini langkahku masih harus terus berjalan.<br /></span><span style="font-family: courier new;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(255, 102, 102);"></span><br /></span><span style="font-family: courier new;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(102, 0, 204);"><span style="color: rgb(153, 51, 153);">Yang</span> </span></span><span style="font-family: courier new; font-weight: bold;font-size:130%;" ><span style="color: rgb(102, 0, 204);">D.U.L.U I.T.U</span></span><span style="font-family: courier new;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(102, 0, 204);"> <span style="color: rgb(153, 51, 153);">kini jadi pelajaran.</span></span><br /></span><span style="font-family: courier new;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(102, 0, 204);"><span style="color: rgb(0, 153, 0);">Bahwasanya </span><span style="color: rgb(255, 102, 102);">hidup</span> <span style="color: rgb(51, 102, 255);">tak' berkesudahan.</span></span><br /></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: courier new; color: rgb(51, 102, 255);"></span><br /><br /><br /></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="font-family: verdana; color: rgb(102, 0, 204);">*Tulisan ini dibuat saat insomnia Bee kambuh lewat tengah malam. </span><span style="font-style: italic; font-family: verdana; color: rgb(102, 0, 204);">Like usual, when Bee caught in the middle of 'mellow', she would get divine inspiration (baca: wangsit) to create a poet...</span><span style="font-family: verdana; color: rgb(102, 0, 204);">whew!* </span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="font-family: verdana; color: rgb(102, 0, 204);"></span></span></div><div class="blogger-post-footer">www.b12gitta.pu3.multiply.com</div>b12gitta.pu3http://www.blogger.com/profile/10256759868682750819noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2266836828275514085.post-64738469242199984112009-02-20T23:00:00.001-08:002009-02-21T01:23:23.183-08:00Mengejar SPMB = "Sosok Priya Maunya Bunda"<div style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0);"><span style="font-style: italic;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);">Prolog:<br /><br />SPMB? Mungkin Kamu seringkali mendengar istilah populer tersebut. SPMB atau singkatan dari Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru merupakan suatu ajang bergensi ya</span></span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0);"><span style="font-style: italic;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);">ng sekitar empat tahun lalu membawa Bee dari Bogor menuju PTN (Perguruan Tinggi Negeri) prestisius di Yogyakarta</span></span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0);"><span style="font-style: italic;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);">. Bee lebih senang menyebut SPMB sebagai ajang adu mental, di mana seorang pelajar tidak hanya harus menguasasi materi tertentu, tetapi juga harus pandai-pandai berstrateg</span></span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0);"><span style="font-style: italic;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);">i. Bukan strategi nyontek tentunya... karena fakta telah menunjukkan betapa teman-</span></span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0);"><span style="font-style: italic;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);">teman Bee yang UNAS Matematikanya dapat 10 ataupun 9 sebagai hasil nyontek (dapet </span></span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0);"><span style="font-style: italic;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);">bo</span></span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0);"><span style="font-style: italic;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);">coran) hanya sebagian kecil yang berhasil menembus ajang SPMB i</span></span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0);"><span style="font-style: italic;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);">ni. Nah.., pada t</span></span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0);"><span style="font-style: italic;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);">ulisa</span></span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0);"><span style="font-style: italic;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);">n kali i</span></span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0);"><span style="font-style: italic;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);">ni </span></span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0);"><span style="font-style: italic;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);">Bee tidak akan bahas soal trik-trik jitu menghadapi SPMB, tetapi </span></span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0);"><span style="font-style: italic;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);">Bee menyoroti suatu </span></span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0);"><span style="font-style: italic;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);">hal</span></span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0);"><span style="font-style: italic;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"> lain yang demikian dekat dengan keseharian Bee (semoga juga keseharianmu). B</span></span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0);"><span style="font-style: italic;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);">ee mengangkat wacana m</span></span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0);"><span style="font-style: italic;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);">engenai pria idaman orang tua. Dalam h</span></span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0);"><span style="font-style: italic;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);">al ini, Bee menyebutnya sebagai <span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">SPMB = Sosok </span></span></span></span></span></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZWZLGqTTd0tKcm2Ky4O6h56XCTxzfobx_LY9-xZPBp08B5zsBkmf5bTixFWqmY0VU7p3lu6ZLf5kOv8CGUlj9s86anjdbB2rerpFFvwiLNJMh7n-_FfuEleMmjF2YxniJfZsxISDioJw/s1600-h/zumi+zola.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 244px; height: 173px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZWZLGqTTd0tKcm2Ky4O6h56XCTxzfobx_LY9-xZPBp08B5zsBkmf5bTixFWqmY0VU7p3lu6ZLf5kOv8CGUlj9s86anjdbB2rerpFFvwiLNJMh7n-_FfuEleMmjF2YxniJfZsxISDioJw/s320/zumi+zola.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5305153816114312082" border="0" /></a><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0);"><span style="font-style: italic;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">Priya Maunya Bunda.</span></span> Kalau k</span></span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0);"><span style="font-style: italic;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);">alian pernah mampir ke blog Bee di multiply.</span></span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0);"><span style="font-style: italic;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);">co</span></span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0);"><span style="font-style: italic;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);">m, tentu saja kalian pernah menemukan tulisan ini. Mungkin kalian </span></span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0);"><span style="font-style: italic;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);">bertanya-tanya: </span></span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0);"><span style="font-style: italic;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);">"kenapa dipindah?" Bee menjawab: "karena b</span></span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0);"><span style="font-style: italic;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);">logspot lebih universal, </span></span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0);"><span style="font-style: italic;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);">mudah diakses karena telah memasyarakat."<br /><br />Baiklah... supaya tidak mengulur waktu lebih lama lagi. Selamat membaca!<br /><br /><span style="color: rgb(255, 102, 0);">----------------</span></span></span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0);"><span style="font-style: italic;"><span style="color: rgb(153, 51, 153);"><span style="color: rgb(255, 102, 0);">---------------------------------------------------------------------------------</span></span><br />Sesuatu spesial terjadi di hari Rabu terakhir tahun 2008 lalu. Yoiyoi... Di tengah terik panas matahari yang menghujam bumi Bogor kala itu, Bee bertemu dengan dua orang teman dekatnya semasa SMA</span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0);"><span style="font-style: italic;"> dulu. Keduanya pernah duduk sebangku dengan Bee saat </span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0);"><span style="font-style: italic;">kelas 2 dan 3 IPA 6. Mereka adalah Dini dan Dewi. Duo “D” ini bener-bener menjadi kejutan manis Bee di akhir tahun 2008. Mereka melakukan sejumlah perubahan dalam penampilan mereka. Dini yang menyebut namanya dengan “BumbleDee” di Facebooknya, kini sudah berjilbab. Dalam balutan baju muslim gaul, Dee tampak lain hari itu, hari pertemuan kami setelah tiga tahun lebih tidak bertemu. Dan kejutan pertamanya adalah kami memakai sandal gladiator dengan model yang sama, berbeda warna, merk, dan harga (udah pasti punya Bee yang harga ekonomis, lah...). Lalu, Dewi yang datang menyusul dan masih saja terlambat ini, tampil dengan rambut pendek sebahu. Cewe yang satu ini berani juga memangkas rambut hitam pekatnya yang tebal dan panjang sepinggang semasa kelas 3 SMA dulu. Dan lebih nekatnya lagi, dia sampai ngecat rambutnya dengan warna mahogany, wow! Belum lagi alis matanya yang dibentuk, menyisakan sebagian bekas rambut alis yang dicabutinya *mungkin*, serta dandanan yang olalalala...centilnya, membuat Bee dan Dee hanya </span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0);"><span style="font-style: italic;">mampu ketawa-ketiwi melihatnya.</span></span><br /></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-style: italic; color: rgb(255, 102, 0);"><br />Dalam tiga tahun terakhir, beraneka kisah terjadi pada kami. Pertemuan singkat hari itu tidak cukup mer</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-style: italic; color: rgb(255, 102, 0);">angkum kesemua kisah yang kami alami dan ingin kami bagi. Kami seolah-olah saling berlomba untuk menceritakan peristiwa yang sempat dialami. Dewi yang sudah pacaran cukup lama dengan seorang pria di mana bika ambon berasal, disertai polemik perselingkuhannya dengan adik tingkatan di kampus, belum lagi ajakan perselingkuhan yang lain dari salah seorang teman sekelas kami semasa kelas tiga SMA dulu: olalala!. Menyambung kisah cewe centil ini, Bee berbagi kisah kasihnya yang putus-sambung selama 4 tahun dengan pria yang sama, dan mencoba pacaran dengan orang baru yang hanya berlangsung selama kurang dari dua bulan karena sang Cowo diketahui main belakang, hingga akhirnya malah CLBK dengan mantannya, akhirnya Bee putus. Kemudian, kisah seru dialami oleh Dee yang sedari awal diam-diam menghanyutkan. Bukan berarti D</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-style: italic; color: rgb(255, 102, 0);">ee yang kalem ini diam saja mendengarkan ocehan Bee dan Dewi yang memang cerewet, melainkan di awal tadi Dee le</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-style: italic; color: rgb(255, 102, 0);">bih banyak menceritakan orang lain – teman-teman SMA juga – yang sudah menikah, beserta gosip-gosip yang menyertai pernikahan mereka. Hohoho... ternyata Dee dijodohkan. Wadaw!</span><br /></span><span style="font-size:100%;"> <span style="color: rgb(255, 102, 0); font-style: italic;"><br />Guna membahas kisah Dee yang menarik ini dan menunggu jam pemutaran film “Bedtime Stories”, siang itu pula kami mengelilingi Botani Square. Tidak cukup naik-turun eskalator, keluar-masuk gerai, kami mengelilingi parkiran dan pelataran yang bisa ditempuh dengan jalan kaki. Kurang kerjaan memang. Hanya saja kami tidak mendapatkan bangku untuk duduk bertiga dan bercerita, hingga akhirnya kami menemukan bangku tersebut dan langsung menyerbunya. Mulailah Dee bercerita tentang izin menikah muda yang diutarakan oleh Ayahnya. Namun, hal ini berbeda dengan sang Bunda, yang memiliki pandangan lain. Demikian halnya, Dee secara pribadi, yang sudah nyaman dengan ke-jomblo-annya saat ini. Dee dikenalkan pada anak salah seorang rekan kerja Ayahnya. Anak sulung dari lima bersaudara</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0); font-style: italic;">. Pria mapan yang bekerja sebaga</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0); font-style: italic;">i PNS. Ya, PNS! Bukan CPNS! Dan, seperti halnya saat mendengar tentang anggota TNI ataupun POLRI, mendengar seseorang bekerja sebagai PNS saja, hati wanita bisa merasa cukup tenteram. Mengapa? Karena bayangannya adalah tunjangan-tunjungan yang sudah pasti diterima selama menjabat sebagai PNS. Kesannya matre, kah? Ya, nggak, lah... itu namanya realistis! Meski uang tidak bisa membeli segalanya (kebahagiaan, kesetiaan, keutuhan rumah tangga, kepercayaan, dan hal-hal immateriil), tapi bukankah penghasilan tetap sang Mantu menjadi dambaan mertua. Lho? Lho?</span><br /></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0); font-style: italic;"><br />Saat Dee kian larut dalam kisah kecemasannya akan dinikahkan dalam waktu dekat, paling cepat pasca kelulusannya dari S1, yang artinya tahun ini; pandangan Bee sesekali berpaling ke arah ponselnya. Bee me-reply sms seorang sahabatnya yang lain, berinisial “P”, yang sedang berlibur di Sulawesi, tetapi sibuk dengan aktivitas harian menemani pria </span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0); font-style: italic;">yang diajukan oleh Mamanya sebagai calon pendamping hidup. Kasus “P” berbeda dengan Dee, dalam hal ini beda instansi, hehehe... TNI dan PNS. Bee mampu berkata apa? Selain kalimat yang sama yang meluncur dari bibir mun</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0); font-style: italic;">gilnya *lebay!* yang Bee sampaikan baik kepada “P” maupun Dee. <span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 204, 0);">“Coba dijalani dulu aja... Memang, sich, usia yang terpaut cukup jauh dengan kita (“P” terpaut 5 tahun dan Dee terpaut 9 tahun) kadangkala membuat kita kurang nyaman saat berpacaran... tapi itu, kan, hanya ketakutan di awal. Sejauh ini, sich, gw sering dibilangin bahwa usia yang terpaut jauh malah bagus saat menikah karena sang Pria bisa ngemong si Wanita. Apalagi wanita, kan, cenderung ingin di-mong.” </span>Dalam hati kecil, Bee serasa mendapat tantangan batin tersendiri menghadapi kata-katanya. Bagaimana mungkin Bee bis</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0); font-style: italic;">a seolah-olah menjamin temannya akan bahagia dengan pria pilihan orang tua mereka, dengan usia yang terpaut cukup jauh lebih tua, dan dengan pengalaman pacaran beda usia yang minim dialami Bee. Yah.., sejauh ini Bee tidak menarik lagi kata-katanya, karena Bee pun mengharapkan hal yang serupa. Bukan Bee mengharapkan akan dijodohkan, tapi Bee berharap menemukan sosok pria dewasa, yang usianya terpaut tiga sampai lima tahun lebih tua darinya. Kenapa lima tahun jadi batasan? Bee ingin pasangannya tidak lebih tua dari sang Kakak yang terpaut enam tahun darinya.</span><br /></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);"><span style="color: rgb(51, 102, 255);">-------------------------------------------------------------------------------------------------</span><br /><span style="color: rgb(51, 102, 255);">Mendengarkan kisah sahabat-sahabatnya yang dijodohkan oleh kedua orang tua mereka membuat Bee bersyukur karena orang tuanya tidak demikian. Tidak </span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);"><span style="color: rgb(51, 102, 255);">atau belum. Haduh! Jangan-jangan mereka secara diam-diam melakukan kongsi perjodohan dengan keluarga mana gitu. Hehehe... </span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);"><span style="color: rgb(51, 102, 255);">Bee mulai menghitung dengan jari muuungilnya *mekso!*: P... Dee... dan T... Wah, sudah tiga sahabatnya yang mengalami kasus semacam ini. Apa yang sebenarnya terjadi pada tahun-tahun belakangan? Sudah cukup tuakah kami sebagai perempuan sehingga kami harus segera memikirkan pernikahan? Lalu, ke manakah nasihat-nasihat semasa kecil dulu tentang kejarlah mimpimu, carilah ilmu ke negeri orang, dan sejenisnya? Di kala kami baru akan menggapai mimpi? Tinggal selangkah lagi, lagi, dan lagi... Oh, migot! Bee terdiam sejenak. Cukup syok membayangkan jika hal tersebut menimpanya, juga membayangkan teman-temannya terpaksa menikah dengan melepas mimpi-mimpi yang belum sempat mereka wujudkan.</span><br /><br /></span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);">-----</span></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_e8qT8ZPki44IkmLJ-1qeotDv9BhXrAcAhgOtjOTxG6Vr05chWhm-sgVnHTXAXAGsYzdaIcEoJj0fvfCs6jmKCmHH3VQGiuwx02EtTgIC4yekby5s8vl6iPvqMxxGb5QgWB7_XyDTOdQ/s1600-h/dimas+seto.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 131px; height: 198px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_e8qT8ZPki44IkmLJ-1qeotDv9BhXrAcAhgOtjOTxG6Vr05chWhm-sgVnHTXAXAGsYzdaIcEoJj0fvfCs6jmKCmHH3VQGiuwx02EtTgIC4yekby5s8vl6iPvqMxxGb5QgWB7_XyDTOdQ/s320/dimas+seto.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5305154185336409442" border="0" /></a><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);">---</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);">----------------------------------------------------------------------</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);">-------------------<br />Bee </span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);">k</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);">em</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);">b</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);">ali</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);"> pada posisi sadarnya dan teringat akan perdebatan dengan orang</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);"> tuanya. Bukan perdebatan </span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);">y</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);">a</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);">ng pertama terjadi. Ini sudah perdebatan kesekian kalinya dan senantiasa terjadi tiap kali Bee mengangkat isu: “Kenapa orang Jawa harus sama orang Jawa, sich?” Perdebatan ini akan selalu b</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);">erujung pada statement akhir dari ortu yang intinya berbunyi: “Pengalaman mengaj</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);">ari se</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);">galanya.” Dan, Bee masih tidak bisa menerima hal tersebut. Bagaimana mungkin kegagalan rumah tangga orang (karena beda budaya) bisa dijadikan tolak ukur kegagalan di masa depan? Dirintis saja belum... Dan pernyataan ini dengan </span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);">gampangnya dibantah dengan: “Orang berkeluarga itu bukan untuk coba-coba.” Dan dalam hati Bee masih saja gondok dan menggumam: <span style="color: rgb(255, 102, 0);">Siapa juga yang berpikir menikah sekedar untuk coba-coba ataupun main-main? Konteks masalahnya, khan, kenapa gue harus membangun rumah tangga dengan orang dari asal budaya yang sama dengan gue. </span>Lalu, tiba-tiba salah satu dari orang tua itu berujar: “Ini soal rasa. Ini soal bahasa. Pribadi manapun cenderung akan memilih orang dengan rasa (budaya) yang sama. Jawa dengan Jawa. Padang dengan Padang. Sunda dengan Sunda. Dan sebagainya. Seperti ada sesuatu yang nyekrup, yang klop, jika berasal dari budaya yang sama.” Bee mulai merasa dirinya sedang diindoktrinasi, meski mungkin Bee malah sudah terindoktrinasi sejak lama, lebih tepatnya sejak Bee mengetahui sang Kakak menyerah untuk mengikuti aturan main kedua orang tuanya. Haruskah aku hidup bersama dengan Sosok Priya Maunya Bunda (SPMB)??? Arrrghhhhh!!!<br /><br />Tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkk!!! Entah sudah berapa kali Bee rasanya ingin berteriak demikian. Okelah, Bee pernah menjalin cinta terlarang (beda agama) selama empat tahun lamanya. Terlarang karena backstreet dari ortu masing-masing, terutama ortu dan keluarga si Cowok. Tapi, secara budaya kami klop. Dia blasteran Sunda-Surabaya. Anakanya</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);"> santun dan tekun, tapi tetap saja kami nggak bisa disatukan. Okelah, Bee pernah ada rasa dengan kakak kelasnya semasa SMA. Dua tahun lebih tua darinya. Seiman dan sebudaya, blasteran Wonosari, tapi Bee nggak pernah kenal pribadi pria ini secara intens. Okelah, si Pria Wonosari ini pernah menunggunya selama hampir lima tahun lamanya sampai akhirnya ia menambatkan hati pada gadis lain yang empat tahun lebih muda dan beda agama. <span style="color: rgb(255, 102, 0);">Oh, damn! Tau gitu dari dulu gue jadiin ajah! </span>Dan nggak oke-nya, sikap kedua orang tua yang mendiktenya untuk “selalu Jawa” sempat menjadikan Bee terobsesi dengan pria-pria "produksi" Jawa Tengah dan sekitarnya. Sebut saja: Kalibawang, Wates, Jogja, Klaten, Solo, Semarang, Magelang, dan sebagainya *qo malah mirip trayek bis patas yoh?*. Bee mendapatkan satu, tapi hanya jadian selama kurang dari dua bulan. Hasilnya, Bee depresi hebat! Sebulan awal pasca KKN jadi malas kuliah dan nunda-nunda skripsinya. Parah! Segitu berasal dri budaya idaman ortu. Namun, ortu nggak ambil pusing *terkesan nggak peduli* dengan dampaknya. Bee jadi membayangkan mereka berujar: “Itu, kan, salahmu... terlalu cepat menilai orang!” Haruskah masa muda aku habiskan untuk mengejar SPMB? aRRRGGHHHH!!!!<br /><br />Hingga saat ini, Bee masih menyimpan hasrat terpendam untuk melakukan sejumlah revolusi paham keluarga. Bee ingin membuka sedikit pikiran mereka (orang tua). Bukan dengan mengubah prinsip yang sudah ada, yang dipegang kukuh selama ini, </span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);">melainkan dengan memperkayanya. Apa, sich, esensi dari pernikahan dan berkeluarga? Yang Bee tahu bahwa pernikahan bukan hanya menyatukan dua insan, melainkan juga menyatukan dua keluarga. Ada unsur memperkaya di dalamnya. Bukan sekedar memperkaya kedua pribadi itu sendiri, melainkan memperkaya kedua keluarga yang ikut terikat di dalamnya. Bukankah siapa pun ingin menjadi kaya? Lebih dari sekedar kaya harta, yang lebih ditujukan pada kaya sebagai pribadi dalam iman dan perbuatan nyata. Kaya akan iman yang diyakini oleh setiap pribadi <span style="color: rgb(255, 102, 0);">bahwasanya Allah Bapa menciptakan laki-laki dan perempuan supaya mereka saling melengkapi (kutipan Kitab Kejadian).</span> Dan juga akan keyakinan <span style="color: rgb(255, 102, 0);">bahwa setiap pribadi lahir sebagai individu dengan kehendak bebas yang dianugerahkan oleh Bapa Surgawi sendiri.</span> Lalu, ke manakah kehendak bebas itu? Yang Bapa Surgawi sendiri berani mempercayakannya kepada setiap manusia, tetapi manusia malah membatasi manusia lainnya. Ini soal cinta dan soal rasa. Ini soal perasaan nyaman dan kepercayaan. Ini soal membangun kebersamaan, kesamaan visi dan cita-cita hidup. <span style="color: rgb(255, 102, 0);">Ini persoalan hebat yang dipercayakan Allah kepada setiap insan ciptaanNya,</span> lebih dari apa yang diusahakan dan dilakukan orang tua terh</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);">adap anaknya dengan menyodorkan <span style="font-weight: bold;">“Sosok Priya Maunya Bunda.”</span><br /><br />Lagi, yang Bee tahu pernikahan itu sebuah lembaga. Wadah yang menyatukan dua pribadi dalam ikatan suci sehidup semati. <span style="color: rgb(255, 102, 0);">Sebuah rantai yang hidup untuk menghidupkan. </span>Maksudnya gini... dengan menyatunya dua pribadi, maka kedua rantai yang semula “ujungnya putus” bisa disambungkan dengan “ujung rantai” yang diketemukannya kemudian dan dipilihnya sebagai yang paling tepat. Kedua rantai hidup ini saling menyatu hingga kemudian menghasilkan kehidupan yang baru, yakni buah-buah hidup berkeluarga, seperti anak-anak yang lucu yang dianugerahkan Tuhan. Bukankah sejak lahir kita tidak dipesankan rantai yang bisa langsung match dengan rantai kita? Bahwa rantai yang berpasangan dengan rantai kita itu masih misteri saat kita lahir. Bahwa rantai itu ditemukan melalui proses pencarian di sepanjang perjalanan hidup ini sedari kecil hingga dewasa. Bahwa ra</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);">ntai itu tidak datang dengan sendirinya, tetapi kita yang mencarinya. <span style="font-weight: bold;">Ingat: MENcari, bukan Dicarikan!</span> Lantas, bagaimana mungkin orang tua melakukan stardardisasi atas (misalnya) rantai ideal untuk anaknya, sementara bukan anaknya sendiri yang mencarinya... hingga kemudian orang tua merasa mantap dan pas akan pilihan bagi anaknya itu? Semua kembali lagi kepada sesuatu yang hakiki dari kehidupan: <span style="color: rgb(255, 102, 0);">manusia diciptakan sebagai pribadi dengan kehendak bebas.</span> Bebas tidak berarti semaunya, Bee rasa siapa pun tau itu. Bebas berbuat, ya sudah tentu harus berani bertanggung jawab setelahnya.<br /><br />Lalu, jika kita harus berperan aktif dengan MENcari, bagaimana dengan pepatah Jawa: witting trisno jalaran soko kulino (cinta datang karena terbiasa)? Bee justru melihat ini juga sebagai bagian dari proses MENcari itu tadi. Kok, bisa? Ya, bisa! Kedua individu yang dig</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);">ambarkan oleh pepatah tadi itu mengalami proses pencarian satu terhadap yang lain. Keduanya berusaha untuk <span style="color: rgb(255, 102, 0);">saling menyelami pribadi satu sama lain.</span> Mereka tidak diam saja dan menunggu takdir memisahkan satu akan yang lain. Hanya saja, jika mereka diperte</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);">mukan melalui jalan perjodohan, ya sudah tentu bertentangan dengan arg</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);">umentasi Bee sejak awal ya</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);">n</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);">g tidak setuju akan SPMB=Sosok Priya Maunya Bunda. Tidak setuju akan sebuah piliha</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);">n y</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);">ang dipaksakan sekedar untuk membuat orang tua senang yang dilakukan sebagai penebus utang budi. Tidak setuju karena semua itu dilakukan secara terpaksa, yang malahan membawa kita pada obsesi berlebihan Hidup sudah cukup rumit, tinggal pandai-pandainya kita mengecap </span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);">kenikmatan dan memaknai kebahagiaan yang terjadi dalam setiap prosesnya, dan menjadikan kerumitan ini tampak sederhana. <span style="font-style: italic; font-weight: bold; color: rgb(102, 0, 204);font-size:130%;" >Life simply, do many!</span><br /><br /></span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);"><span style="color: rgb(204, 51, 204);">----------------------------------------------------------------------------------</span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);"><span style="color: rgb(204, 51, 204);">-</span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);"><span style="color: rgb(204, 51, 204);">--------------</span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204); font-style: italic;">Melalui tulisan ini, Bee hendak berbagi pikiran, lebih tepatnya mengemukakan u</span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);"><span style="color: rgb(204, 51, 204); font-style: italic;">neg-uneg Bee tentang pola pikir orang tua yang kadangkala merasa mereka pernah mu</span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);"><span style="color: rgb(204, 51, 204); font-style: italic;">d</span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);"><span style="color: rgb(204, 51, 204); font-style: italic;">a, sehingga lebih kaya pengalaman dari anaknya. Orang tua yang menganggap pemikiran</span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);"><span style="color: rgb(204, 51, 204); font-style: italic;"> </span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);"><span style="color: rgb(204, 51, 204); font-style: italic;">mereka itu mendekati dogma: yang baik buat kami, baik buat kamu. Bahwa apa yang baru akan kamu hadapi itu sudah pernah kami alami sebelumnya. Jika m</span></span></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvvEn3nstJf0PXV30gCNsqS0YZBW7T1MWc0HG5TAxlOU5iAwwT-6QRR_LporDAR55Lnt4jWcw6IdLVqH9941cWAo4aCBcj2t4pXgN_OxVAg66Q-x5QHAOvHTniqsSpqHJc4vTKtRdVcrM/s1600-h/paundra+karna.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 159px; height: 173px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvvEn3nstJf0PXV30gCNsqS0YZBW7T1MWc0HG5TAxlOU5iAwwT-6QRR_LporDAR55Lnt4jWcw6IdLVqH9941cWAo4aCBcj2t4pXgN_OxVAg66Q-x5QHAOvHTniqsSpqHJc4vTKtRdVcrM/s320/paundra+karna.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5305155455815287842" border="0" /></a><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);"><span style="color: rgb(204, 51, 204); font-style: italic;">ereka memang</span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);"><span style="color: rgb(204, 51, 204); font-style: italic;"> pe</span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);"><span style="color: rgb(204, 51, 204); font-style: italic;">rnah muda, tunjukkan, dong, toleransinya terhadap yang muda. Bukankah kita sama-sama dilahirkan sebagai pribadi dengan kehendak yang bebas? Bukankah kita sama-sa</span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);"><span style="color: rgb(204, 51, 204); font-style: italic;">m</span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);"><span style="color: rgb(204, 51, 204); font-style: italic;">a</span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);"><span style="color: rgb(204, 51, 204); font-style: italic;"> belajar dari kehidupan dan mengalami prosesnya meski dengan cara dan pada situasi </span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);"><span style="color: rgb(204, 51, 204); font-style: italic;">yang berbeda? Zaman senatiasa berganti dengan zaman yang lain, paham-paham baru senantiasa berkembang, bagaimana mungkin hari ini sama dengan hari esok, sementara kemarin da</span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);"><span style="color: rgb(204, 51, 204); font-style: italic;">n hari ini pun kita tu</span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);"><span style="color: rgb(204, 51, 204); font-style: italic;">mbuh sebagai pribadi yang semakin tua dan bertambah dewasa?</span><br /><br /><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);">-------------------------------------------------------------------------------------------------</span><br /><br /><span style="color: rgb(51, 102, 255); font-style: italic;">Akhir kata,</span><br /><span style="color: rgb(51, 102, 255);"><span style="font-style: italic;">Boleh saja <span style="font-weight: bold;">Sosok Priya Maunya Bunda (SPMB)</span> menjadi sasaran yang Anda, juga Bee, targetkan (dan kejar) dalam hidup ini. Namun, satu hal yang perlu diingat adalah <span style="color: rgb(204, 51, 204);">lakukan semua itu atas nama cinta. </span>Cinta kita kepada orang tua meneguhkan mereka bahwasanya <span style="color: rgb(204, 51, 204);">pilihan apa pun yang kita ambil, sedikitpun tidak berniat mengecewakan mereka. </span>Sejak kecil, kita sudah diberi tahu akan apa yang baik dan tidak baik, hingga kita pun diharapkan mampu bertanggung jawab atas pilihan yang kita ambil. Sekali lagi, cinta itu soal rasa. <span style="color: rgb(204, 51, 204);">Jika bukan kita secara pribadi yang merasakannya, bagaimana kita tahu cinta itu tepat untuk kita? </span>Pernyataan Bee ini tidak bermaksud melanggengkan perbuatan “coba-coba” bermain dengan cinta; melainkan memotivasi Anda, juga Bee, untuk lebih peka akan rasa yang datang mengisi hidup kita. <span style="color: rgb(204, 51, 204);">Berilah ruang bagi cinta itu tumbuh. Berilah ruang bagi setiap pribadi untuk menemukan cinta sejatinya, menentukan pilihan hatinya. </span></span><span style="font-style: italic; color: rgb(204, 51, 204);">Bukankah kebahagiaan kita kelak akan menjadi kebahagiaan orang tua</span><span style="font-style: italic;"><span style="color: rgb(204, 51, 204);"> juga?</span><br /><br /></span><span style="font-size:100%;"><br /></span></span><span style="color: rgb(255, 102, 0);"><span style="color: rgb(102, 0, 204);"><span style="font-weight: bold;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(255, 102, 0);">Apakah itu cinta?</span><br /><br /><span style="color: rgb(255, 102, 0);">Hanya kamu dan hatinya, juga dia dan hatimu, yang akan mampu memberi jawabnya.</span></span><br /></span></span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);"><br /><br /><span style="color: rgb(51, 102, 255); font-style: italic;">Apakah Kamu semakin mantap untuk berhadapan dengan ortumu (juga ortunya) demi memperjuangkan cinta kalian? Ataukah Kamu malah tertarik untuk melirik Bee? *LoL*<br /><br /><br /></span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);"><span style="color: rgb(51, 102, 255);"><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 102, 0);font-size:180%;" ><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Finally,</span><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">GO REACH THE ONE YOU LOVE! </span></span></span><br /></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="background-color: rgb(255, 255, 255); color: rgb(255, 153, 102);font-size:180%;" ></span></span></div><div class="blogger-post-footer">www.b12gitta.pu3.multiply.com</div>b12gitta.pu3http://www.blogger.com/profile/10256759868682750819noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2266836828275514085.post-1291719192323676522009-02-19T08:43:00.000-08:002009-02-19T09:36:50.080-08:00Whatever You THINK, think the OPPOSITE<div style="text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><span style="font-family:trebuchet ms;">Judul barusan Bee ambil dr judul salah satu buku yg pernah iseng Bee baca di Gramedia Amplaz.</span><span style="font-family:trebuchet ms;"> Sayangnya</span><span style="font-family:trebuchet ms;"> lupa nama pengarang dan penerbitnya. Entah kenapa secara tiba-ti</span><span style="font-family:trebuchet ms;">ba keinget judul buku tersebut gara-gara Kerbau Kayu dan Kelinci Api yang menggerak</span><span style="font-family:trebuchet ms;">kan Bee untuk be</span><span style="font-family:trebuchet ms;">rbagi pikiran.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"> Kenapa Kerbau Kayu dan Kelinci Api? Yaaa.., seorang teman di facebook baru saja memberi informasi bahwa Kerbau Kayu tidak cocok denga</span><span style="font-family:trebuchet ms;">n Kelinci Api karena kayunya akan hangus dibakar oleh api. Mungkin Kamu bisa saja berkomentar: "hari gene...masih kepikiran soal shio?" Eitss, eitss, tahan dulu argumen ngototmu. Kalau Kamu berada di posisi yang tidak terlalu percaya akan ramalan shio, yuk mari bergabung dengan Bee dan Kita cari rumusannya. </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"> Dengan merujuk pada buku "Whatever You Think, Think The Opposite", jelas Bee memiliki pandangan yang kurang selaras dengan argumen bahwa "kayu" tidak cocok dengan "api". Memang benar bahwa kayu bisa terbakar oleh api. Pelajaran Fisika ataupun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan semasa SMP dan SD pun telah menceritakan proses alam tersebut. Tapi, apakah sampai di situ saja? Bahwa kayu akan hangus terbakar api dan selesailah sudah. Lalu, bagaimana dengan "air" dan "api" ? Air akan memadamkan api itu dianggap hal yang baik oleh sejumlah ramalan shio. Tapi, apakah iya sebaik itu? Setelah api padam oleh air, habislah sudah energinya. Bagaimana dengan "logam" dan "api" ? Lalu, "tanah" dan "api" ? dan seterusnya................</span></div><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify; color: rgb(102, 0, 0);"><br />Kayu dan Api akan tetap menjadi dirinya sendiri dan tidak memberi manfaat bagi yang lain saat keduanya tetap bertahan pada wujudnya. Kayu harus hangus terbakar oleh api agar suku-suku pedalaman bisa memasak bahan-bahan yang diperoleh dari alam untuk mereka makan. Kayu harus hangus terbakar oleh api sehingga bisa menghasilkan energi untuk memasak dan mungkin juga pembangkit listrik. Ingatkah Kamu akan batu bara? Batu bara merupakan salah satu jenis bahan bakar yang banyak digunakan oleh negara-negara Eropa semasa Revolusi Industri dulu. Ingatkah Kamu akan bahan dasar batu bara? *Tiba-tiba Bee teringat salah satu hafalan tentang batu bara semasa SD dulu* Batu bara terbentuk dari fosil tumbuh-tumbuhan yang tertimbun selama berjuta-juta tahun lamanya. Sebagai bahan bakar, batu bara mengandung unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Oleh karena batu bara merupakan fosil tumbuhan, maka sudah pasti terdapat unsur kayu di dalamnya. Kemudian, saat unsur kayu ini bertemu dengan unsur api dari tempat yang berbeda, maka jadilah mereka satu dan menghasilkan energi yang lebih besar.<br /><br />Bee pun jadi ingat perkataan Sang Guru tentang biji atau benih. Ketika sebuah benih ditaburkan ke tanah, maka benih itu akan mati atau hancur sebelum akhirnya ia menghasilkan benih-benih baru. Kemudian, Bee pun teringat akan proses pengambilan getah karet. Bukankah batang karet itu harus dilukai terlebih dahulu agar getahnya ke luar, lalu diolah menjadi beraneka produk karet? Apa artinya? Artinya, luka dan pengorbanan itu tidak lepas dari upaya menghasilkan sesuatu hal yang lebih. Lebih besar... lebih banyak... mungkin juga lebih dahsyat. Lalu, apa hubungannya dengan kayu?<br /><br />Perjalanan zaman telah membuat kayu-kayu pada masa purbakala tertimbun di dalam tanah selama berjuta-juta tahun lamanya. Timbunan ini membentuk apa yang kita sebuh fosil tumbuhan yang tak lain menyerupai batu bara tadi. Bedanya, fosil cenderung diawetkan sebagai temuan, guna memperkaya studi keilmuan. Sementara itu, batu bara dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Nah, kayu yang ada di dalam batu bara ini sudah lapuk.. sudah hancur.. tidak segagah dan sekokoh saat dirinya masih berdiri dengan angkuhnya di dalam hutan sana bersama kawanannya. Hingga tiba masanya, sebagian dari dirinya *dalam kemasan briket batu bara* terbakar bersama api. Elemen kayu dan api yang melebur bersama ini menghasilkan energi yang mampu menggerakkan kereta-kereta baja milik bangsa Eropa tempo dulu. Kebayang, kan betapa beratnya kereta-kereta baja tersebut dibandingkan bobot kayu itu sendiri...<br /><br />See?<br />Kayu bisa hangus terbakar api, tapi keduanya tidak terbatas saling menghancurkan semata.<br /><br />Bagaimana jika peristiwa yang menyisakan pandangan 'pesimis' tersebut (hancur/musnah/sirna) diganti dengan sebuah istilah yang lebih optimis, yakni "kolaborasi"? Kayu berkolaborasi dengan api. Keduanya merupakan partner yang sepadan dalam berkarya. Peleburan di antara keduanya menciptakan suatu daya yang semula tidak ada. Keduanya bertahan bersama dan lenyap bersama pula. Cobalah amati kayu yang terbakar di dalam api unggun yang Kamu buat... Bukankah saat kayu habis, maka lama-kelamaan api akan turut padam jua..?<br /><br />Kayu dan api yang semula terpisah... lalu bertemu... pada akhirnya sirna di saat yang hampir bersamaan. Jadi, buat Kamu yang berkecil hati karena (mungkin) pasangan kamu berasal dari elemen yang berbeda... ambillah sikap hening dan berpikirlah sekali lagi. Tidak selamanya apa yang orang bilang berpotensi menghancurkan akan menghancurkanmu juga...<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDyJHXOjkN9hksZNaZKCuNzNH7JdsOPtLipsbyk68TOVEciigeFp9IWzcVZTKyw8Sn_nimUNjuJBZb9Xf-Jhbhc75cE57uK7iOodwJXTqlCzfaAcSrUE05caryD39OUNBJKxA5bhS2qnY/s1600-h/kayu+api.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 274px; height: 191px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDyJHXOjkN9hksZNaZKCuNzNH7JdsOPtLipsbyk68TOVEciigeFp9IWzcVZTKyw8Sn_nimUNjuJBZb9Xf-Jhbhc75cE57uK7iOodwJXTqlCzfaAcSrUE05caryD39OUNBJKxA5bhS2qnY/s320/kayu+api.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5304563265857234258" border="0" /></a><br /><br />Suatu hal manis Bee temukan dalam larik puisi <span style="font-weight: bold;">Sapardi Djoko Damono</span> yang berjudul "<span style="font-weight: bold;">Aku Ingin"</span>:<br /><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(255, 102, 0);">" Aku ingin mencintaimu dengan sederhana</span><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(255, 102, 0);"> dengan kata yang tak sempat diucapkan</span><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(255, 102, 0);"> kayu kepada api yang menjadikannya abu..."</span><br /><br />See?<br />Ada cinta di sana...<br />Antara api dan kayu...<br />Yang membuat kayu rela menjadi "abu"<br /><br /><br />Kehancuran dan kemusnahan itu (yang seringkali disebutkan dalam beraneka ramalan seputar shio) tidak melulu berhenti sampai di situ. Bukankah hidup ini berkelanjutan?<br /><br />Akan selalu ada episode setelah 'kemarin' yaitu 'hari ini', dan akan selalu ada harapan akan hari 'esok' setelah saat ini. Berpikirlah dari sisi yang lain.. yang berbeda.. yang berlawanan.. selama pikiranmu itu menyelamatkan (bukan sekedar menyesatkan).<br /><br />Semangat!!</div><div class="blogger-post-footer">www.b12gitta.pu3.multiply.com</div>b12gitta.pu3http://www.blogger.com/profile/10256759868682750819noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2266836828275514085.post-76617512916658188232009-02-19T08:03:00.000-08:002009-02-19T08:52:54.995-08:00Sales and Promotion Skill Since Childhood<div style="text-align: justify; color: rgb(153, 51, 0);font-family:trebuchet ms;">Tulisan ini berawal dari rasa haus yang mendera selama perjalanan dari Atmajaya Mrican sepulang les Mandarin. Hoahhh...haus tenan! Sayangnya rasa haus ini harus ditahan sedemikian lamanya karena Bee mampir Sagan terlebih dahulu, membeli gudeg telur-tahu untuk santap malam (penting, gak, sich, Kamu tau?). Mari sama-sama membayangkan rute perjalanan Bee: Mrican - Sagan - areal lingkar luar kampus UGM - hingga tiba di Jalan Kaliurang. Apa yang Bee cari di Jalan Kaliurang? Jelaslah penghapus dahaga... tapi, bukan setip (alias penghapus pensil dari karet). Seperti biasa, Bee masuk ke salah satu kios di sebelah barat jalan. Kios yang hanya bertuliskan sebuah huruf "K" yang diberi lingkaran dengan warna dasar putih dan garis tegas yang ditebalkan dengan warna merah. Kios inilah yang membawa Bee sedikit kembali ke masa lalu, sedikitttt... saja.<br /><br />Lemari pendingin itu mengingatkan Bee pada Ibu. Ibu nya Bee tentunya. Bukan berarti bahwa Bee ini lahir dari kandungan pinguin yang identik dengan "yang dingin-dingin" (seperti iklan AC di TV), melainkan karena sebuah minuman yang baru saja Bee ambil dari dalamnya. Teh Kotak dengan 50% Ekstra Gratis!!! Wealahhh... ini bukan promosi, tapi sekedar tiba-tiba mendapat inspirasi. Teh Kotak "Teh Melati" ini diproduksi oleh PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING CO., Tbk di Bandung. (Tiba-tiba tulisan "Tbk." mengingatkan Bee pada informasi Bapak tentang pengenalan saham saat masih kecil dulu. Informasi yang diperoleh sebagai jawaban atas pertanyaan Bee saat masih SD: "Kenapa, sich, PT.Telkom ada "Tbk."-nya, Pak..? *mentang-mentang anaknya pegawai - istilah favorit Bapak, mengalahkan 'karyawan' - Telkom gitu*)<br /><br />Lalu, apa hubungannya dengan 'teringat Simbok'?<br /><br />Ini dia ceritanya.<br /><br />Hampir dua dekade berjalan sejak Bee pertama kali meneguk nikmatnya teh kotak. Anggap saja, saat itu Bee berumur 4 tahun, usia TK (bukan Taman Kawak-kawak yo!). Entah mengapa, sejak masih balita dulu, Ibu hanya mengizinkan Bee minum teh kotak sebagai jenis minum ringan yang dibeli sebagai jajanan legal. <span style="font-style: italic;">Softdrink</span> itu baru benar-benar beli sendiri saat sudah SD, mungkin di atas kelas 3 SD, sudah agak lebih besar, badannya. Ibu selalu membelikan teh yang sama. Paling banter, bedanya adalah teh kotak dan teh botol (sosro). Itu-itu saja yang selalu boleh dibeli, berdampingan dengan agar-agar bergambar panda, wafer bergambar superman, dan sesekali chiki bergambar anak ayam berwajah ceria. Bahkan, saat pulang sekolah dijemput Om pun (ih, kecil-kecil udah pulang sama Om) jajanan yang boleh dibeli adalah item yang sama yang dibeli di tempat yang sama pula. Pada masa itu supermarket Pakally di Jalan Merdeka - Bogor terkenal lengkap, meski sekarang toko ini semakin sepi pengunjung akibat maraknya Giant dan beraneka pusat perbelanjaan lainnya. Mengingat demikian panjang dan lamanya kisah yang telah Bee(terutama Ibu Bee) ukir bersama teh kotak, maka Bee tergerak membuat tulisan ini.<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzkVocYkIEPpZLuG-vB8-MIat-iYWMhsVr1iSGRUn5cVJMcXSajpTXTUSL3-9Cqbkfvic9Jp4ONMzafvEA3uvPHfBP02b_SIZ3JVj1kcxuqMfpQBfyCzY5SGPvXM_I7BM7l1JwP7B7X_I/s1600-h/14102007462.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 252px; height: 189px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzkVocYkIEPpZLuG-vB8-MIat-iYWMhsVr1iSGRUn5cVJMcXSajpTXTUSL3-9Cqbkfvic9Jp4ONMzafvEA3uvPHfBP02b_SIZ3JVj1kcxuqMfpQBfyCzY5SGPvXM_I7BM7l1JwP7B7X_I/s320/14102007462.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5304545982422320578" border="0" /></a><br /><br />Tanpa kita sadari kadangkala kebiasaan membentuk kecintaan seseorang pada 'brand' tertentu. Seperti apa yang terjadi pada Bee. Bagi Bee, yang telah dibiasakan oleh Ibu sejak kecil, nggak ada teh yang nikmatnya melebihi teh kotak. Bahkan, teh botol (sosro) yang diklaim sebagai sahabat bagi makanan apapun masih kalah nikmat, apalagi jenis minum teh lainnya yang semakin marak diproduksi. Sudah beberapa minggu ini, Bee selalu menyempatkan diri mampir ke kios manapun yang telah Bee 'titeni' (bhs.Jawa, red) menjual teh kotak. Mulai dari teh kotak yang isinya ekstra 50% ataupun yang kemasannya berbentuk 'pounch' (ini favoritk Bee karena praktis saat dibuang, sayangnya kurang ramah lingkungan karena kemasannya berrbahan dasar plastik). Teh kotak seakan-akan menjadi teman bermain dan belajar. Yah.., sedikit mengobati kerinduan Bee akan hari-hari bersama BOBO (majalah dengan slogan: teman bermain dan belajar "Be-O Be-O, BOBO" *hapal!!*). Teh kotak hadir setiap kali Bee merindukan sentuhan kesegarannya. Ibulah yang menciptakan kecintaan akan merk tersebut. Andaikan sejak kecil Ibu sudah mengenalkan "Jack's Daniel", tidak menutup kemungkinan minuman tersebut yang akan menjadi sahabat sejati Bee di masa kini. Hohoho, lebay!<br /><br />Perjalanan selama hampir dua puluh tahun telah membuat Bee menyadari betapa Ibu adalah sales terbaik yang secara nggak langsung menguntungkan produsen tertentu. Dengan sikapnya yang membiasakan anak-anaknya membeli produk tertentu, peran Ibu sebagai 'aktor' promosi dan pemasaran tidak bisa dianggap sepele. Ini baru kisah Bee yang dibiasakan jajan teh kotak. Bee berarti juga Kakak Bee yang telah mengalami masa kanak-kanak enam tahun lebih awal. Bee dan Kakak Bee, kami, pun akhirnya terbiasa memilihkan teh kotak sebagai minuman keluarga saat dalam perjalanan. Celetukan seperti: "Ibu sama Bapak dibelikan minum apa, ya, Mas?" atau mungkin "Put, Ibu sama Bapak dibelikan minum apa, nich?" sudah pasti akan langsung dipilihkan teh kotak, disertai dengan komentar: "..teh kotak ajah, lah! nggak neko-neko.." ataupun "..teh kotak ajah, seperti biasa." See? Dari Ibu turun ke anak-anak. Sekali lagi, ini baru produk minuman ringan. Bagaimana dengan pasta gigi? sabun cuci piring? deterjen? sabun mandi? shampoo? biskuit 'tradisi keluarga'? Ataukah malah bisa jadi merambah sampai ke pilihan make-up, dokter gigi langganan? tukang pijit andalan? gudeg, soto, bakso, serta beraneka tempat jualan makan yang diberi embel-embel 'keluarga' menjadi "soto keluarga" dan sebagainya.<br /><br />Kebiasaan Ibu ini akan turun lagi ke generasi berikutnya. Percaya atau tidak? Hanya waktu dan kesempatan memiliki generasi selanjutnya adalah jawabnya. Kalau mungkin di antara kita ada yang memilih hidup selibat, kebiasaan ini bisa jadi ditularkan kepada orang lain. Yah, minimal bisa dimulai dengan mempengaruhi adik-adik kecil nan lugu. hehehe..<br /><br />Akhirnya, teh kotak membawa Bee menulis kisah ni. "Sales and Promotion Skill since Childhood" merupakan hasil tangkapan Bee akan peristiwa sederhana yang terjadi dalam hidup. Peristiwa yang telah membiasa yang mengingatkan Bee betapa kemampuan 'menjual' dan 'mempromosikan' sesuatu produk bisa jadi telah dipelajari sejak usia dini. Kita tidak membuka buku untuk belajar hal ini sewaktu masih kanak-kanak. Namun, kita mencontoh kebiasaan yang diwariskan oleh Ibu.<br /><br />Untuk kesekian kalinya, kisah ini baru dari Bee. Bee rasa Kamu pun memiliki kisah serupa yang bisa jadi lebih menarik dan mengesankan. Bee nantikan kisahmu pada kolom komentar.<br /><br />Terima kasih sudah membaca. </div><div class="blogger-post-footer">www.b12gitta.pu3.multiply.com</div>b12gitta.pu3http://www.blogger.com/profile/10256759868682750819noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2266836828275514085.post-28356565799819133742009-02-03T01:51:00.000-08:002009-02-03T03:32:30.087-08:00..tiba-tiba semangat..<div style="text-align: justify; color: rgb(102, 51, 0);"><span style=";font-family:trebuchet ms;font-size:100%;" >Hoey! Balik lagi, nich, sama <span style="font-weight: bold;font-size:180%;" >Bee! </span></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style=";font-family:trebuchet ms;font-size:100%;" >YupZ! Sudah baca dua posting sebelumnya, khan...pastinya kalian semua pengunjung setia blog ini sudah diberitahu sejak awal bahwa mulai awal 2009 panggil Pu3 dengan "Bee" (nama di dunia maya). Apa kabarmu hari ini? Dijawab dengan SEMANGAT: "luaarrrrrr biasaaaa...." YoiYoi!<br /><br />Ada apa dengan Bee hari ini? Ajaib! Sungguh ajaib! Sudah dua malam terakhir Bee tidur awal. Tidur awal karena kelelahan yang mendera. Bukan lelah mengerjakan skripsi *Bee tidak serajin itu*, tapi hari ini <span style="font-weight: bold;">Bee rajin</span> *itu fakta*. Memang, sich, akibat tidur awal malah bablas nggak ritual renungan seperti malam-malam sebelumnya. Tanpa bermaksud sok religius *Bee tidak religius2 amat* hanya ingin selalu merasa dekat dengan JC pujaan hatinya, Yang selalu ada untuk dia, jadinya tiap malem pasti nyempetin buat 'ketemuan'. Nah, balik lagi ke topik... Bukan topik Hidayat ataupun topik kecengannya Patz di kampus *haiyahh* tapi topik posting hari ini tentang "Tiba-tiba semangat".<br /><br />Pernah nggak, sich, kamu tiba-tiba semangat? Kalo pernah tiba-tiba males, itu mah sering, kannn??!!! ayOoo...ngakuuu!!! tapi lupakanlah kemalasanmu karena Bee bakal bahas tentang sesuatu yang berhubungan dengan semangat.<br /><br />Semangat asale soko opo? Pastinya bukan soko telo (bhs.Jawa: singkong, red), karena getuk (snack khas Jawa) yang terbuat dari singkong. Berdasarkan pengalaman, Bee mengasumsikan adanya dua faktor penggugah semangat: faktor eksternal dan faktor internal. Dan yang bakal dibahas hari ini lebih ke faktor internal.<br /><br />Berkaitan dengan menumbuhkan semangat dari dalam (intern), Bee mau memberi sejumlah "tips". Pertama, jauhkan pikiran dari hal-hal yang membuat stress dan ingatlah hal-hal yang membuatmu bahagia. Contohnya: saat gebetanmu kembali ke NUS (National University of Singapore) untuk melanjutkan studinya, ingatlah momen manis saat bersamanya di Indonesia... dan tumbuhkan harapan bahwa suatu saat nanti *tentunya saat liburan tiba* dia pasti akan kembali untuk kita dan mengukir kenangan manis lagi. Atau kalau kamu nggak pengen kelamaan LDR sama dia, usahain bisa dapet beasiswa di tempat yang sama dengan sang Pujaan Hati. Nah, sedappp...kHan?!! =) Dan usahain untuk nggak kepikiran bahwa dia di sana bakal selingkuh, ataupun tindakan-tindakan 'sembrono' sejenis itu *sori Bee rada sensi tentang 'selingkuh'*, dibawa santai ajah... Kasian dia kalo belum apa-apa sudah dibebani dengan kecemburuanmu... Sayang, sich, boleh sayang...tapi cemburu berlebihan itu hukumnya "lebay", hohoho...<br /><br />Kedua, pilih satu lagu yang menjadi temamu hari itu, semacam "theme song" lah... Contohnya:<br />kalo kamu lagi naksir seseorang dan setiap kali teringat senyum manis ataupun wajah ganteng yang terpampang di FS dan FB-nya biQn kamu sumringahhhh...teyusss...kamu bisa milih lagu RAN - Pandangan Pertama untuk membangkitkan semangatmu! tinggalin sejenak lagu-lagu yang menyayat hati dan pilu...sekalipun misalnya kamu ngefans abis sama ST 12 dengan lagu "Saat Terakhir"nya *hiyaa...Patz!* atau kalo kasusnya seperti pada tips pertama, kamu bisa juga nyetel lagu PASTO - Aku Pasti Kembali, nah...dijamin, dah! Hatimu bakal tentrem...<br /><br />Ketiga, teriakkan dalam dirimu: SEMANGAT!!! karena kalau semangat itu nggak dibangkitkan dari dalam diri sendiri, siapa yang akan membangkitkannya untukmu?!<br /><br />Nah... cukup tiga tips ajah, yach! supaya gampang diingat dan diterapkan... Kalau tipsnya banyak paling-paling mentok di-<span style="font-style: italic;">copy paste</span> ataupun <span style="font-style: italic;">select all</span> dan <span style="font-style: italic;">save as</span> (website complete). Iyo to?! Sayang, kan... tips dari Bee hanya mentok di <span style="font-style: italic;">soft file</span>.<br /><br />Bee tidak asal memberikan tips, loh... Bee memberikan tips berdasarkan apa yang Bee lakukan hari ini. Buat temen-temen yang <span style="font-style: italic;">stay</span> di Jogja pastinya ngalamin betapa dinginnya hawa Jogja beberapa hari terakhir, dong... Bukan hanya hujan angin setiap hari, tapi suhu udaranya itu, loh... Ealahhh, bikin pengen bobok teyuz! Tapi tidak berpengaruh terhadap Bee hari ini.<br /><br />Pertama kali terbangun dari tidur sekitar jam satu pagi, lalu sadar belum renungan, dan malas renungan karena merasa sudah ganti lagi *kemalasan berulang seperti hari sebelumnya*. Bangun yang kedua kali sekita jam 5an pagi, langsung ngecek <span style="font-style: italic;">Facebook</span> dari ponsel yang baru saja dinyalakan *kebiasaan baru tiap tidur ponsel nonaktif*. Entah kenapa reflek masak air hangat dari ceret listrik yang tergeletak dengan manis di sudut kamar. Beberapa hari terakhir si Ceret <span style="font-style: italic;">full job</span> euy, hehehe... Sambil nunggu ceret, nyetel musik, joget-joget nggak jelas *upz!* dilanjutkan baca-baca artikel untuk skripsi.<br /><br />Tuuuuuuutttt.... *bukan bunyi kentut* ceret mengeluarkan suara. "Horee...mandi!" seperti adik bayi yang senang bukan kepalang akan dimandikan, Bee langsung mempersiapkan diri untuk membasuh diri. Fiuh! Masih pagi sekali... *setidaknya terbilang siap jauh lebih awal dari biasanya* Godaan sarapan di soto Pa Udi pun melintas, berganti dengan bubur ayam Syarifa, tapi semuanya tepis oleh Bee. Berbekal sepotong bakpia keju *peninggalan Dika sejak hari Minggu* Bee berangkat ke kampus. T'akhir liat jam masih jam 9 kurang di pagi hari, dan Bee sudah nangkring di meja katalog HI. Mas Edy selaku pihak jurusan pun pangling: "dengaren (bhs Jawa: tumben, red) Putri, kok, ke kampus gasik" (bhs Jawa: datang lebih awal, red). Bee jawab saja: "lagi butuh, Mas!".<br /><br />Dengan sabar dan penuh niat, selama satu jam lebih di kantor jurusan, Bee membuka buku "Daftar Wisudawan dan Wisudawati". Niat awalnya hanya mencari skripsi yang hendak dibaca di tempat, tapi Bee malah asyik mandangin foto-foto para wisudawan/wati beserta nilai akhir (IPK) dan nilai skripsi mereka. Bee pun menjadi sadar bahwa tidak selamanya IPK tinggi menjadikan seseorang memperoleh A pada skripsinya. Tidak sedikit pula yang IPK-nya nyaris "3" dan lebih dikit dari "3", sekalipun mereka nggak "cum laude" bisa memperoleh nilai A pada skripsinya. Sungguh nyata premis tentang "hidup menyediakan beraneka pilihan", tergantung apa yang kamu cari: sekedar IPK tinggi? ataukah sunnguh mengoptimalkan pemahaman atas materi dikaitkan dengan studi kasus politik internasional? Nah.., nah.., itu pelajaran pertama hari ini! Setelah tidak berhasil menemukan skripsi yang dicarinya pada daftar wisudawan/wati, katalog online HI, Bee menelusuri SATU PER SATU judul acak yang tertulis di buku besar "Daftar Judul Skripsi HI". Mata Bee nyaris jereng pagi ini, tapi Bee masih semangat...<br /><br />Selesai di kantor jurusan, Bee berjalan kaki menuju perpustakaan fakultas. Tidak nanggung-nanggung, Bee melesat ke lantai tiga bangunan tua di seberang kampus Fisipol (dari arah HI) itu. Saat tiba di lantai dua, Bee sempat melirik ke bawah dan membayangkan betapa nikmatnya sarapan soto di kantin Mbok Galak, tapi lagi-lagi Bee menepis hasrat tersebut. Bee menegaskan dalam hati, cukup satu jam, dan ternyata DUA JAM! dan Bee sangaaaaaattt...senang! Semangatnya pagi ini membuahkan hasil: skripsi-nya ketemu! skripsi-nya Mas Mumun! hohoho... Pencarian hari ini akhirnya menemukan pangkalnya. Bee pun mendapat bonus bertemu Mas Ius yang sudah satu tahun lebih tidak bersua. Sebagai anak Fisip UAJY, rajin juga main ke perpus Fisipol UGM.<br /><br />Masih dalam balutan aura semangat...<br />Bee melangkah pulang meninggalkan perpustakaan...<br />Bertemu Tanto dan Eko di lobi HI, lalu mereka menyerahkan <span style="font-style: italic;">soft file</span> video HI 2005 saat acara BEES (Bali Enjoyable Excursion Studies) dulu. Wah.., ndak sabar ini segera menontonnya!<br />Semoga apa yang Bee tulis ini mampu menularkan semangat kepada para pengunjung blog ini.<br /><span style="font-size:130%;"><br /></span><span style="font-weight: bold;font-size:130%;" >Ingat: susah-senang bersumber dari pikiran!</span><span style="font-size:130%;"><br /></span><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;"><span style="font-size:130%;">so... let's think happily to be really happy..</span><br /><br /></span></span><br /></span><span style="font-size:100%;"><br /></span></div><div class="blogger-post-footer">www.b12gitta.pu3.multiply.com</div>b12gitta.pu3http://www.blogger.com/profile/10256759868682750819noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2266836828275514085.post-60630004650704142942009-01-24T07:08:00.000-08:002009-02-19T09:25:46.044-08:00"P" for Pie.Pa Prenship<div style="text-align: justify; color: rgb(102, 51, 51);font-family:trebuchet ms;"> Setiap dari kita pasti tahu bahwa manusia diciptakan unik adanya seturut dengan pencitraan Sang Maha Karya. Hasilnya, tidak satu pun individu yang diturunkan ke bumi ini yang membawa ciri fisik dan emosional yang sama persis. Semuanya limited edition dan hanya keluar sekali. Satu edisi untuk setiap individu, lengkap dengan kekhasannya masing-masing. Tapi... kekhasan manusia sebagai makhluk individu tidak lantas memaksa ia untuk mengunci diri dan menjauh dari pergaulan dunia luar. Individu tunggal juga butuh pertolongan individu tunggal yang lain. Tiap-tiap individu tunggal perlu berinteraksi, bersinergi, berkorelasi, hingga terciptalah apa yang kita sebut ‘harmoni’ dalam khasanah hidup bersosialisasi. *cailahh* Berangkat dari kodrat keduanya sebagai makhluk sosial inilah, maka manusia mengenal apa yang kemudian dikenalnya sebagai komunikasi, membangun relasi, keluarga, persahabatan, pacaran, dan berbagai istilah sosial lainnya. Nah.., kali ini Bee akan mengangkat satu dari istilah yang baru saja disebutkan, yakni persahabatan.<br />Ingatkah Kamu akan sebuah lagu yang booming pada kuartal terakhir (September-Desember) tahun 2008 lalu? Yang menyanyikan lagu tersebut Sindentosca. Sudah ingat? Ingat bagian refrainnya? Yang gini, loh... *Bee mencontohkan dengan bernyanyi riang* <span style="font-style: italic;">“Persahabatan bagai kepompong, merubah ulat menjadi kupu-kupu... Persahabatan bagai kepompong, hal yang tak mudah berubah jadi indah...”</span> Liriknya sederhana, bukan? *pliz, jangan dijawab: bukan!* sederhana dan tanpa memakai diksi yang romantis berlebihan sekalipun, pesan lagu ini tersampaikan dengan baik. Sounds nice, right? Demikian halnya dengan persahabatan.<br />Kita mungkin tidak ingat lagi bagaimana persisnya kita menjadi sedemikian dekat dengan orang-orang yang kita sebut sebagai sahabat pada hari-hari ini. Kealpaan kita akan proses awal ini tidak berarti kita meremehkan esensi dari persahabatan itu sendiri. Bisa jadi hal ini terjadi karena kita terlanjur larut dalam prosesnya, menikmati setiap ritme yang mengalun and then <span style="font-style: italic;">Tap! I GOT YOU AS MY BEST FRIENDS!</span> Lalalalala...<br /><br /><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Friendship is like a box of ‘lovable’ toys. Once you find it, y</span><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">ou will like it, then bring it home. And after you have it, you are willing to keep it until you found yourselves enjoy it by spending most of your times </span><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">with it...</span><br />*weleh.. eidyan tenan...kesambet demit (bhs Jawa: makhluk halus.red), kebanyakan pake “it” dan dari mana Bee bisa cas..cis..cus.. gini: hellowww... ada oujekkk??*<br /><br />Dalam persahabatan kadangkala kita dituntut untuk melupakan kekesalan di masa lalu, melebur kebencian yang muncul karena mungkin belum terbiasa mengenal pribadinya ataupun menyayangi ke’ajaib’annya. Persahabatan bisa sekaligus menambal luka lama.. mengobatinya.. menghilangkan bekasnya.. memulihkannya hingga tercapailah kesegaran raga (dan jiwa) back to 100%.. *qo efeknya malah jadi mirip iklan MIZONE, yaa? ups!*<br /><br /><br />Dan inilah yang dialami oleh Pie.Pa Grup.<br /><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaeJtX4di5YNhGNHK-4uAYsYWDXXo30-fY2SmnIVKiNK09IwEM7ZI4_FL_tLladoKSd0nnRcIAuGZzh5rE8U8aYZfCpDKUEamQ9pccpYRy-QfKc463G22_u9E7DEZtxlklavelEtxREe8/s1600-h/n1033078335_88779_4246.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 213px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaeJtX4di5YNhGNHK-4uAYsYWDXXo30-fY2SmnIVKiNK09IwEM7ZI4_FL_tLladoKSd0nnRcIAuGZzh5rE8U8aYZfCpDKUEamQ9pccpYRy-QfKc463G22_u9E7DEZtxlklavelEtxREe8/s320/n1033078335_88779_4246.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5304560179299449346" border="0" /></a><br /><span style="font-style: italic;">“Hom..Pie.Pa.. alaiyum gambreng! Hom..Pie.Pa.. alaiyum gambreng! Hom..Pie.Pa.. alaiyum... gaammm...breeengggg....” </span><br />*dinyanyikan penuh semangat, padahal liriknya ya cuman satu itu, qo ya mau-maunya dibodohi dengan lagu tersebut sejak kecil, ya?*<br /><br /><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">Pie.Pa</span></span> grup bukanlah sekelompok anak muda yang berjualan pipa... ataupun terima jasa servis dan pemasangan pipa *emang Mario Bross?* Melainkan sekumpulan individu yang berkeliling desa dan kota untuk memerangi kemaksiatan dan menegakkan akhlak mulia dengan mengandalkan kemampuan bermusik mereka guna menyampaikan pesan-pesan moral bahwasanya berjudi ituuu... HA-RAM! Mabuk-mabukan ituuu... HA-RAM! Berasyik-masyuk di sMak-sMak ituu...HA-RAM! Salaammm...OMA!” *lho, qo jadi melenceng ke sini?*<br />Oukei...oukei...sekarang Kita kebagian yang serius. *Qta? Eloh ajah kali ame kutu-kutu loe...* Dalam tulisan ini, Bee bakal ngenalin bagian lain dari dunianya. Dunia ajaibnya bersama orang-orang imbisil yang kesehariannya sungguh dinaungi dewi fortuna *siapa itu dewi fortuna? Ada hubungan darah apa dia sama Dewi Lestari, Dewi Dewi, Mahadewi Sandra Dewi *tanpa Shinta* (cah HI.dab), ataupun Kurnya Kusuma Dewi (cah HI meneh.dab)?*<br /><br /><br />Yah! Anak-anak imbisil ini sungguh beruntung karena dengan kelebihan daya otaknya mampu bercokol selama tiga tahun lebih di jurusan favorit salah satu PTN bergengsi di daerah Sleman, Yogyakarta; yang usut punya usut kampus ini memiliki gedung manten bernama Grha Sabha Pramana dan gerbang 1M kebanggaan pejabat-pejabat rektoratnya. *hahaha...tau, dong?!*<br />Yapz! Kalo Kamu pernah denger iklan yang berbunyi: “Beli paket ajah Mbak.. Mas.. Pak.. Bu.. Om.. Ses.. Jeng.. Mbah.. lebih murah!” Dengan tegas, sekali lihat bentukannya saja, Bee akan langsung menepisnya “Sahhh...” *dikasih sound effects* “Sahh..sahhh...” *sound effects lagi* (halah! malah nagih...) Di Pie.Pa grup semua ini tidak pernah terjadi.<br /><br />Pie.Pa grup memang sepaket isi enam. Namun, kami bukan paket “The Whole Chicken KFC” karena kami hanya ber-6 bukan ber-9. Bukan pula BBB (Bukan ‘BinAtang’ Biasa), karena lagi-lagi kami ber-6 dan bukan ber-5* tapi jangan berharap dengan membawa serta kami dalam perjalanan Anda *emang ANTIMO obat anti mabok yang kudu dibawa dalam perjalanan* biaya akomodasi Anda akan terasa lebih murah. Kehadiran kami malah akan memaksa Anda merogoh kocek lebih dalam *kecuali celana Anda tidak berkocek.. Qo Bee jadi inget slogan: “KOCEKs Be YOU, Be YOU girls...” (lha, itu KOTEX Mbakyu! – bhs Jawa: sebutan untuk perempuan.red)* karena nafsu makan kami sunnguh super duper ultra mega dahsyat! Hohoho... Di Pie.Pa grup, Anda akan menemukan bahwa tidak selamanya yang kecil itu daya tampungnya sedikit... dan tidak selamanya pula yang daya tampung sedikit itu – ibarat notebook yang memorinya baru saja terisi separuh, maka proses booting-nya akan (lebih) cepat... karena ada salah satu makhluk Pie.Pa yang hidup di era Intel Pentium Core 2 Duo gini dengan kemampuan booting sekelas Intel Pentium II *pengen nyebut yang lebih tragis seperti MS-DOS, tapi qo kesannya tegaan banget, hahaha..* Untuk Diingat: booting dan bukan “bunting”! Booting itu proses awal saat Kamu baru saja menekan tombol ‘on’ pada perangkat komputer jenis apapun. Sedangkan, kalo “bunting” itu Nyokap eloh... *hehehe*<br /><br />Yapz! Ini baru dari Bee, salah satu sosok imbisil bin jayuz yang dimiliki Pie.Pa grup yang sejak awal tulisannya telah kamu baca. Nah, semakin Kamu mengenal Pie.Pa grup, semakin Kamu akan menemui beraneka kejutan, keancuran, keanehan, dan keajaiban di dalamnya! Yuk, mari... Bee kenalkan dengan satu per satu personil grup “rumPie-rumPa”.<br /><br />Oukei. Sekarang Kamu jadi tahu bahwa nama Pie.Pa itu merupakan kependekan dari <span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">Rumpie-Rumpa</span></span>, maka jadilah Pie.Pa Grup. Tapi tenang saja.., tak pernah sedikitpun terbersit niatan kami hendak menyaingi Manis Manja Grup ataupun Soneta Grup. Kami sudah cukup hina membentuk grup ini, dan tragisnya kami bahagia dicap hina – bahkan, oleh diri kami sendiri. Mengenai hari lahir grup ini, Bee tetapkan saat ultah Rangga Maulana *namanya minta disebut komplit sesuai request sebelumnya, dasar haus popularitas!*. Ultahnya, sich, baru Oktober 2008 kemarin... *qo kesannya kayak dia belum pernah ultah sebelmunya, yach?* tapi sejatinya kekompakan Pie.Pa grup telah dimulai sejak lama, kira-kira saat kami mulai memasuki batas akhir tahun ke-2 kuliah dan menuju awal tahun ke-3 *dohhh.., jadi ketauan betapa tuanya kami!*. Hanya saja turning point-nya sengaja diambil tahun kemarin sehubungan dengan inisial grup yang dituliskan pada kue tart untuk surprais Rangga. Meski surpraisnya nggak heboh-heboh amat – semua ini gara-gara tiga personil yang lain larut dalam kesibukan, dan hanya menyisakan dua orang gadis dungu (Bee dan Al) yang bersusah payah menyembunyikan motor dan helm di balik semak-semak, ditutupi dedaunan pula, demi memberikan kejutan istimewa pada sahabat mereka, sang Pangeran seRangga – tapi yah... kedunguan dua gadis bodoh inilah yang malah justru memberi kesan ‘ajaib’ ato malah ‘jijig bin najeest’ bagi Dimas Rangga Maulana *minta disebut juga statusnya sebagai Dimas Djokdja 2007, hahaha...* ???<br /><br />Nah, nah...karena Pie.Pa grup ini terdiri atas tiga pasang ce-co. Lebih asyik kalo kenalannya sepasang-sepasang. Dimulai dari pasangan paling ajaib, paling nyentrik, paling narsi<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjufuFWyr6diCtu7fvMJOlj4y33v2BJdtNfIydkWuVNttxkzPKtzK-hl-ElAG-QZdIyvHqlUlzicUQHxukl-ilLLfCkKK2NbuM53LZZsuZw7x27QStVWCLYqMhcXXGebKp6tGy_8RZ_uZA/s1600-h/14122007599.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 150px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjufuFWyr6diCtu7fvMJOlj4y33v2BJdtNfIydkWuVNttxkzPKtzK-hl-ElAG-QZdIyvHqlUlzicUQHxukl-ilLLfCkKK2NbuM53LZZsuZw7x27QStVWCLYqMhcXXGebKp6tGy_8RZ_uZA/s200/14122007599.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5304557334488024226" border="0" /></a>s, paling eye catching kalo jalan berdua *bukan karena mereka jalannya ngesot, tapi karena mereka jalan sambil khayang...ya nggak,lah!* Pasangan ini, tuh, biar sikonnya hening, tenang-tenang menghanyutkan gitu, tetap ajah...autis! Yapz...tak lain tak bukan...mereka adalah ALINE dan RANGGA. Ngakunya, sich, mereka udah merayakan anniversary-nya yang memasuki satu tahun lewat. Dudududu...masa iya, yah? Sampai sekarang pun Bee kadang masih bertanya-tanya... apa iya, yah?<br /><span style="font-weight: bold;font-family:arial;font-size:130%;" ><br />ALINE</span><span style="font-weight: bold;font-family:arial;" >.</span> Bee biasa memanggilnya dengan “Patz”, singkatan dari Pattrick. Pernah nonton “Spongebob the Squarepants”, khan? Nah.., makhluk inilah yang paling rajin nonton film kartun tersebut. Bahkan, anak ini bangun pagi spesial untuk nonton film yang diperankannya sendiri. Secara fisik, Aline ini sosok calon Ibu yang berpotensi mendidik anak-anak yang pandai berhitung. Bagaimana tidak, jika bagian wajahnya di zoom in, anak-anak kecil yang baru belajar berhitung 1-10 bisa berlatih menghitung jumlah andeng-andeng (bhs.Jawa: tahi lalat, red.) yang beranak-pinak di sana dan bertambah banyak setiap harinya. Jadi, sekitar satu dekade mendatang, bisa jadi Bee pun akan kesulitan mengenali wajahnya karena semakin banyak andeng-andeng ngontrak di sana. Nah, itu soal fisik! Soal fisik ajah udah unik, khan? Apalagi kalo kalian ngobrol sama dia, wuiihhh...banyak-banyak doa, supaya kamu dianugerahi kesabaran untuk menghadapi daya tangkapnya yang setara dengan “intel pentium II” di zaman “intel pentium core 2 duo”. Busettt, dah! Sebenernya pengen nyebut dengan “DOS System” tapi kok, mengenaskan sekali tampaknya. Ya..ya..ya.. tapi inilah yang membuat gadis ini makin unik! Unik...sangat! Belum lagi penyakit “short lost memory syndrome” yang diidapnya. Gara-gara hal ini, doi mesti nyogok petugas parkor kampus dengan sekotak bollen Parsley saking seringnya kelupaan ninggal kunci motor di motornya. Bahkan, makhluk ini sempat marah-marah dengan salah satu dari petugas parkir kampus karena kuncinya tidak bisa dipakai men-starter. Dan setelah dicek, ternyata anak ini malah memasukkan kunci ke motor orang lain, yang dengan PeDe-nya diklaim sebagai motornya. Seketika itu pula wajahnya yang semula tampak kesal dan siap menerkam si Bapak petugas parkir, berubah aura menyerupai kepiting rebus karena nahan malu. Dohh!!!<br /><br />Kali ini kita bicara soal <span style="font-weight: bold;font-size:130%;" ><span style="font-family:arial;">RANGGA.</span></span> Kenapa Rangga? Karena memang biasanya orang-orang dengan karakter nggilani mencari sesamanya yang nggilani. Nama lengkapnya Rangga Maulana. Finalis Dimas Djokdja 2007, yang terobsesi mengenakan selempang seperti Yogie *akan diceritakan selanjutnya*. Rangga tinggal di Gedong Kuning. Ia pria kelahiran Yogyakarta, tumbuh besar di kota ini, dan berharap akan bekerja, berkeluarga, lalu meninggal di kota yang sama. Yah, bisa kebayang, dong... ‘Den Mas kita yang satu ini? Wuihh.., logate nJawani tenan! Rangga ini memiliki karakter lemah lembut layaknya putra Yogya, tapi itu hanya terjadi saat ia mengendarai motornya. Oleh karena kelembutannya saat menyetir motor – bahakan, saat ia bercerita ngebut ke kampus dengan motornya sekalipun, jangan mudah diperdaya oleh ceritanya! – maka ia dijuluki “Snaily”. Menjelang pemilihan Dimas Djokdja dulu, kami ribet melatih Rangga untuk mengontrol jari-jari tangannya. Mau tau, kenapa? Jari-jarinya ini suka tiba-tiba mampir ke hidung, lalu ke telinga, balik lagi ke hidung, ke hidung lagi, ke hidung lagi, terus dan terus... Dengan penuh kesabaran kami mencrewetinya, lho, kok? Yah.., itulah, dia! Ibarat kata, klop deh, klo Rangga jalan sama Aline. Keduanya pemerhati fashion, dan biang mall... Andai setiap pengunjung Ambarukmo Plaza diberi tanda checklist saat memasuki mall, maka kedua makhluk inilah yang akan mengumpulkan tanda terbanyak di antara kami berenam.<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnFKfADF4X7pIVp52IDiVX1ccpV6EMbWm2zmY0XYCD0FX76m1zQAb2PYMUl12dTBeIYA6LPU6fSPEQvVSRKTF_OVfgJ3rGXV5HE-nBf_aq2YEnDyyqcD7nmt3fAFAOnSsB23y3pScWhjw/s1600-h/IMG_4043.JPG"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 150px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnFKfADF4X7pIVp52IDiVX1ccpV6EMbWm2zmY0XYCD0FX76m1zQAb2PYMUl12dTBeIYA6LPU6fSPEQvVSRKTF_OVfgJ3rGXV5HE-nBf_aq2YEnDyyqcD7nmt3fAFAOnSsB23y3pScWhjw/s200/IMG_4043.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5304550860424541026" border="0" /></a><br />Setelah pasangan Aline dan Rangga yang punya panggilan sayang “Wi.fi” (untuk Aline) dan “Hubz” (untuk Rangga), kali ini Bee ajak kenalan sama pasanganku *mekso!*. Berhubung nggak ada pasangan lagi, jadi yah... lelaki yang satu ini mesti nerima. Hehehe... Namanya <span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;font-family:arial;" >YOGIE.</span></span> Bee manggil dia “Swamz”, singkatan dari Swamikuwh. Dan Swamz memanggil Bee dengan “Wist”, singkatan dari “Wistri”. Maksa, khan? Nah, uniknya pasangan ini karena emang doyan maksa... *owh!* dan Yogie pun menyadari betapa dirinya juga dianugerahi bakat alam ngejayuz, seperti halnya Bee. Maka, jadilah kami pasangan jayuz abad ini. Yogie ini juga pria kelahiran Jogja, tapi dia masih lancar ber-gue/elo sama temen-temennya. Secara fisik, pria yang satu ini serbaguna... Tinggi menjulang dengan kaki tangan panjang, badan jenjang, dan bagian atasnya membulat... seperti apa hayooo?! Apah...lampu jalanan?! Akh, masa sich...bukan Bee yang bilang loh... Dudududu...itulah Yogie! Dimas Djokdja sing aseli. Meski bukan juara utama, tapi ia tetap juara di hati kami.. *Kami? Hati elo(h) kali, Nyet...* hohoho... Uhm, Yogie ini paling mantep kalo ngasih advice soal percintaan...baik pacaran, keluarga, maupun pasangan yang baru memasuki tahun pertama pernikahan. Sudah terbaca masa depannya nggak bakal jauh-jauh dari konsultan perkawinan-perceraian atau malah buka kios “baca tarot”. Dan terkait dengan ini, Yogie sudah merintis kariernya sebagai konsultan, bagaimana tidak...di saat teman-teman bimbingan skripsi paling lama 30 menit, makhluk ini bisa satu jam lebih...karena yang dibimbing bukan hanya skripsinya saja, tapi juga “bimbingan spirituil pranikah” dari sang Ibu Dosen Pembimbing berinisial SDK. Yogie juga konsultan yang baik, jika Kamu pengen beli barang elektronik dengan harga miring. Ia akan dengan senang hati menyodorkan beraneka situs yang menjual barang-barang yang katanya berkualitas bagus, tapi dengan harga lebih bersahabat. Anda tertarik? Silahkan hubungi saya...PPN 30%, tidak terima sms...hohohoho...<br /><br />Uhm,,sepertinya Bee nggak perlu cerita diri sendiri, yach?! Kita langsung lanjut ke pasangan berikutnya, yakni ALIZA dan RANDY. Wah, kalo mereka mengikatkan janji suci perkawinan, Bee nggak kebayang masa depan anak mereka! Hehehe... Dimulai dari <span style=";font-family:arial;font-size:130%;" ><span style="font-weight: bold;">ALIZA</span></span> yang seringnya minta dipanggil “Za”. Kehadiran cewek yang satu ini menyempurnakan dua gadis sebelumnya. Bee yang kalem dan keibuan *hoeekS!* lalu Aline yang overceria dan fashionista *’najis’ fashion* , serta Za yang...yang....yang... *dari kejauhan Za mengangkat pisau daging* yang...baiiikkkkk bangettt....so sweet pokoknya mah! *pisau diturunkan* (Bee mengelus dada: slamet...slamet...boong dikit,lah...). Yupz! Cewe ini terkenal sangat well-prepared, well-management, kalo ngerjain sesuatu bisa nyiapin secara mendetil dan biasanya dia main kebut...dan jangan coba-coba mengganggu gugat fokusnya saat itu. Hohoho... Kalo baru kenal, kamu bisa aja menilai dia bossy, susah senyum, jutek parah, rese pisan, dan nyeremin... tapi begitu kalian kenal dekat dengannya: woooooo...hohohohoho! Kamu bisa ketagihan ketemu dia, sekedar minta bimbingan menghadapi malam pertama, hahaha...itu ledekan di antara Rumpi.Rumpa. Yayayaya...Za sang Maestro! Mau tau kenapa? Za ini rajin<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZvrxCocP6HxBiVOEIPT0MRMdYd3cco36VRAOEkNrRPUH6am4gSosOJRvr9LCcH0BO5mSTuuem6YNOe4GsW8tp6-zj3clhij6f7tykhudywZ6iPT1Atd2yDGkI3cOAvGRbTed3hWZSelI/s1600-h/IMG_4047.JPG"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 150px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZvrxCocP6HxBiVOEIPT0MRMdYd3cco36VRAOEkNrRPUH6am4gSosOJRvr9LCcH0BO5mSTuuem6YNOe4GsW8tp6-zj3clhij6f7tykhudywZ6iPT1Atd2yDGkI3cOAvGRbTed3hWZSelI/s200/IMG_4047.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5304559479902908482" border="0" /></a> bener baca Cosmopolitan dan majalah-majalah sejenis, sudah dipastikan ilmunya cukup kaya, hahaha... Pokoknya asyik dan serulah ngobrol sama Bu Guru yang satu ini... yang selalu update soal gosip, muali daro gosip artis lokal..mancanegara..sampai anak kampus! Nggak ada, deh, gosip yang luput dari terawangannya... lho?<br /><br />Terakhir... Bee akan cerita soal <span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">RANDY</span></span>. Dulu pernah ada yang nyeletuk gini ke Bee: “Randy itu kekurangannya hanya kenapa semua kelebihan itu harus ada padanya?” hohoho... Randy bahkan gak tau ada selintingan semacam ini. Yah.., RANDY WIRASTA NUGRAHA. Kali ini namanya perlu disebut lengkap. Cowo ajaib yang diprediksi masuk dalam jajaran 3 besar IPK tertinggi di angkatan 2005 ini, hehehe... jebolan dari SMAN 3 Malang. Kehadiran Randy kian melengkapi komunitas SMAN 3 se-Indonesia yang ngumpul di HI UGM, seperti Bee (SMAN 3 Bogor), Aline (SMAN 3 Denpasar), dan Yogie (SMAN 3 Yogyakarta), dan masih banyak lagi. Randy ini tutor. Randy ini juara satu makalah penelitian globalisasi bareng Ayu Ndut dan Raras. Randy ini Mas-ku. Yuppie! Bee manggil Randy dengan sebutan “Mas”. Pertama, waktu awal-awal kenal sama dia, tipikal wajahnya 11-12 dengan wajah Kakak asli Bee. Kedua, sebelum ber-Swami-kan Yogie *hohoho* Bee lebi hsering minta advice kepada Mas yang satu ini. Wah, ibarat kata... kalo kamu males baca buku, atau artikel yang panjang, coba, deh, datang kepadanya...biasanya anak ini tau aja jawabannya, hehehe... moga-moga ajah nggak ngasal, yah... =)<br /><br />Sudah baca dari atas, khan?!<br />Ibarat permen, Rumpi.Rumpa itu lebih beraneka rasanya, NanoNano lewatttt... Ibarat jajanan gorengan, seperti itulah Rumpi.Rumpa. Ada<span style="font-weight: bold;"> Aliza si Risoles</span> (badannya ramping dan lurus, flat depan belakang), ada <span style="font-weight: bold;">Rangga si Bala-bala </span>(mirip sejenis bakwan karena areal wajahnya penuh lukisan alam), ada <span style="font-weight: bold;">Yogie si Pisang Aroma </span>(pisang aroma ukurannya paling panjang dari gorengan lainnya, jadi pas ngegambarin dia), ada <span style="font-weight: bold;">Bee si Pisang Molen</span> (pisang molen itu paling mini ukurannya dan biar sama-sama pisang dengan Yogie, hehe), ada <span style="font-weight: bold;">Randy si Tempe goreng</span> (dia juga salah satu makhluk “kriuuk...kriuukk..” garing dalam Rumpi.Rumpa), dan terakhir Nona ‘najis’ fashion kita... <span style="font-weight: bold;">Aline si Cireng</span> = aCi di goreng, lho kok? Emang cireng adalah gambaran paling tepat untuk anak ini. Cireng yang terlalu liat kadangkal bikin kesel, kan? Nah..., gadis “intel pentium II” ini juga gituh... Lemot-nya najis abiest! Ngeselin parah... Meskipun demikian, kami berenam adalah gorengan yang saling menyayangi dan saling mendukung. Sekalipun kami secara pribadi berlomba-lomba mengusahakan yang terbaik bagi kehidupan di masa depan, kami bersaing secara sehat untuk menjadi gorengan paling enak di seluruh dunia *setidaknya enak bagi kerabat dekat*.<br /><br />Seperti yang Bee sampaikan sebelumnya, kami pun tidak begitu ingat persisnya kami demikian dekat itu bagaimana. Yang kami ingat hanya satu, <span style="font-style: italic; font-weight: bold;font-size:180%;" >hari ini kami sahabat.</span><br />*terharu, berkaca-kaca, penuh luapan bahagia yang tak terlukiskan, mode on*</div><div class="blogger-post-footer">www.b12gitta.pu3.multiply.com</div>b12gitta.pu3http://www.blogger.com/profile/10256759868682750819noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2266836828275514085.post-20750763788299339312009-01-22T09:06:00.000-08:002009-01-25T04:24:50.946-08:00Bee Story<div style="text-align: justify; color: rgb(102, 51, 51); font-family: trebuchet ms;"> Dikisahkan bahwa sekitar dua puluh dua tahun silam lahirlah seorang gadis mungil yang dinamai "Bee" oleh kedua orang tuanya. Bee lahir dalam sebuah keluarga kecil nan sederhana, yang hanya terdiri atas seorang Ayah, seorang Ibu, dan seorang Kakak laki-laki. Mereka tinggal dalam sebuah rumah bata sederhana yang baru dibangun seperempat bagiannya saja dari keseluruhan areal yang ditempati. Sebuah rumah mungil bagi keluarga muda yang belum genap satu dekade mengarungi bahtera rumah tangga. Sesekali Nenek dari sang Ayah tinggal pula bersama mereka. Belum lagi, adik-adik dari pihak Ayah yang juga turut tinggal dan menetap bersama mereka dalam rumah mungil itu menjadikannya kian sesak oleh manusia. Bee lahir dan tumbuh dalam kesederhanaan yang mungkin memang hanya seperti itulah penghidupan yang mampu dimiliki oleh keluarganya pada masa itu.<br /> Masa kanak-kanak Bee habiskan dalam aneka kisah penuh canda sekaligus pilu. Bee kecil senang sekali bermain bersama teman-temannya yang sebagian besar dari mereka adalah kaum adam. Setiap kali bermain bersama, dalam permainan apa pun, Bee kecil senantiasa dijadikan anak bawang. Ya, anak bawang! Tubuhnya yang mungil merengkil <span style="font-style: italic;">(bhs Jawa: saking kecilnya, red.)</span> membuatnya selalu tampak paling pantas diberi hak istimewa sebagai anak bawang. Anak bawang yang tidak akan bertugas jaga jika disentuh oleh pemain utama. Anak bawang yang tidak akan mati sekalipun ia telat menyadari perannya atau kalah dalam permainan. Anak bawang yang lebih tepatnya nggak ikutan main juga nggak ngaruh <span style="font-style: italic;">(kesian bener..).</span> Anak bawang yang tidak dianggap peran sertanya dalam permainan, hanya sekedar pemain tambahan supaya lebih ramai dan sekaligus menjaga suasana guna mencegah pecahnya tangis dahsyat yang membahana, yang ujung-ujungnya berpotensi mengakhiri permainan itu sendiri karena orang tua (ataupun bibi asuh) ikutan nimbrung dan nggrusuhi <span style="font-style: italic;">(bhs Jawa: bikin rusuh, red.).</span> Tapi, yah... segala bentuk perlakuan itu tak mengurangi esensi kebahagiaan dan keceriaan Bee saat bermain bersama kawan-kawannya. Ibarat merintis karier...<span style="font-style: italic;">she started from below.</span>.. mungkin dengan jadi anak bawang, besok-besok menjadi tunas bawang, berakar, bertumbuh, dan menghasilkan bawang-bawang lain di dalam sana.<span style="font-weight: bold;"> (Ingat: bawang itu umbi akar, tidak tumbuh ke atas!)</span> Toh, Bee tidak jadi anak bawang sendirian, maka dari itu Bee sangat menikmati peran marjinalnya tersebut.<br /> Pulang ke rumah sebelum Magrib adalah keharusan. Namun, hilang tanpa berita pada jam-jam tersebut merupakan sebuah tradisi atau malah kebiasaan yang selalu berulang. Bee selalu menganggap Magrib sebagai detik-detik paling suram dalam hidupnya. Bukan hanya sekedar ia sering ditakut-takuti bahwa pada jam-jam tersebut setan-setan ke luar dari persembunyiannya setelah sepanjang siang tidur pulas, manakala genderuwo akan terbang di langit untuk mengambil anak-anak kecil yang masih berkeliaran di luar rumah; melainkan juga karena pada detik-detik tersebut, jika ia belum sampai di rumah, maka sang Ibu akan berteriak-teriak memanggil namanya, mencarinya di seantero gang-gang antariksa di seputaran tempat tinggalnya, dan setelah mendapatkan anaknya itu, sang Ibu akan langsung menyeretnya pulang ke rumah. Apabila tidak menurut, maka tangan kanan sang Ibu sudah bersiap membentuk menyerupai capit kepiting dan dimulailah momen penyiksaan yang ditujukan untuk membentuk pribadi <span style="font-style: italic;">pinurut pinutuh wong tuo</span> <span style="font-style: italic;">(bhs Jawa: nurut dan patuh kepada orang tua, red.)</span>. Bukan dengan cambuk besi atopun seblak <span style="font-style: italic;">(bhs Jawa: sapu lidi, red) </span>atopun alat penggebuk kasur, cukup mainkan jari tangan Anda saja! Ahaa! *qo kayak iklan sabun colek produksi tahun 80-an* Penyiksaan kecil-kecilan yang meninggalkan bekas memar biru kecil-kecil yang berkumpul di areal paha atas dan berangsur-angsur menghilang seiring bertambahnya usia Bee itu pun terjadi berulang kali. Sayangnya, saat itu belum tercetus ide penyusunan UU KDRT (Undang-undang Kekerasan Dalam Rumah Tangga) atopun ribut-ribut mengenai pentingnya pengakomodasian hak anak, jadi ya... Bee kecil tidak bisa menuntut Ibunya dan meminta perlindungan KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) atas setiap cetotan (bhs Jawa: cubitan, red.) sang Ibunda. Dan sialnya, Bee sering sekali pulang terlambat saat Magrib tiba. Entah masih main di sawah, lah... main sepeda sampai ke komplek tetangga, lah... nongkrong di pos ronda yang reyot, lah... asyik nusuk-nusukin perut ikan cetol betina yang sedang bunting di pinggir selokan, lah... ato malah belagak jadi superhero yang sedang menyelamatkan bumi dari serangan monster jahat, yang dengan penuh semangat mengayuh sepeda kesayangannya menerobos sisa genangan air hujan, hingga terciptalah cipratan air comberan yang wow, big splash! Saking dahsyatnya cipratan comberan tersebut, sehingga apabila sang Mama menyaksikannya maka ia akan semakin naik pitam terhadap putri kecilnya yang naudzubillah tomboy parah, keras kepala, dan buandel <span style="font-style: italic;">(bhs Jawa: saking bandelnya,red.).</span> Ya..ya..ya.. ini baru sebagian kisah si Kecil Bee. Seorang anak gadis yang aktif, enerjik, tomboy, meski pemalu dan ceriwis luar biasa.<br /> Bee kecil tidak pernah menyangka bahwa ia lahir sebagai individu dengan imajinasi berlebihan. Sejak usia dini, ia senang sekali menciptakan bayangannya sendiri tentang kehidupan cinta yang diidamkannya. Dan hal ini terjadi secara alami, mungkin tanpa diketahui kedua orang tuanya, juga anggota keluarga yang lain, bahwa Bee kecil sudah menulis cerita cinta kacangan yang kisah romantisnya selalu berakhir tragis sejak SD. *bayangkan!* Eits.. eits... ini nggak berarti Bee kecil matang sebelum waktunya, melainkan bawaan orok yang sulit ditepis oleh gadis kecil yang baru memasuki dekade pertama hidupnya. Setidaknya Bee kecil tidak mengikuti jejak Agnes Monica yang berperan sebagai Dini dalam sinetron “Pernikahan Dini” yang booming sekali masa itu. Bee masih ingat dengan jelas betapa orang tuanya melarang ia nonton sinetron dan film India. Pada masa itu, film-film India masih dirajai oleh Kapten Kaphoor (ada yang tau cara nulisnya?), Sharukh Khan dan Kajol belum main bareng dalam Kuch Kuch Hota Hai <span style="font-style: italic;">(bhs. India yg arti dlm bhs Ind: “Sesuatu Sedang Terjadi Dalam Hatiku”)</span>. Dan hanya stasiun TPI-lah yang rajin memutarkan film-film tersebut.<br /> Imajinasi Bee kecil dituangkan dalam puisi-puisi karnyanya sejak usia dini. Mulai dari puisi sekedar tugas sekolah, ataupun puisi kacangan setiap kali habis dimarahi Ibunya, berantem dengan Kakak laki-lakinya, rebutan Barbie dengan dua sahabat ajaibnya, dikejar anjing Bu Tanaya, dan juga dianterin satpam SD pulang ke rumah. Di manakah puisi-puisi itu kini? Bee sendiri mungkin sudah melenyapkannya, atau lebih tepatnya disembunyikan di suatu tempat tertentu yang sudah bisa dipastikan Bee pun lupa. Mungkinkah imajinasi ini tumbuh berlebihan karena sang Ayah melarangnya main Nintendo (permainan yang sedang ‘in’ masa itu)? Sepertinya, sich, larangan sang Ayah ini tidak berhubungan dengan keliaran imajinasi Bee. *Bee-nya yang lebay, sok disambung-sambungkeun <span style="font-style: italic;">(bhs. Sunda: dibuat nyambung secara paksa, red.)</span>* Mau tau kenapa? karena larangan main Nintendo – lebih tepatnya, sang Ayah tidak pernah mengizinkan membeli perangkat mainan tersebut – merupakan ekspresi nasionalisme sang Ayah yang selalu berkata: <span style="font-style: italic;">“Nintendo, Sega, dan semua permainan itu alat imperialis Jepang! Kamu bisa jadi bodoh! Jika kamu bodoh, kamu akan mudah dijajah. Kamu mau dijajah..jah..jah..jah..?”</span> *ceritanya menggema* Biasanya setelah mendengar petuah semacam ini Bee kecil dan sang Kakak hanya mampu mingkem <span style="font-style: italic;">(bhs. Jawa: menutup mulut rapat, red.) </span>dan melengos pergi <span style="font-style: italic;">(bhs. Jawa: membalik badan, red.)</span>.<br /> Kelas 6 SD, Bee sudah nulis surat cinta. Hahaha...surat cinta kapiran yang ditujukan kepada seorang anak cowok kelas 3 SMP yang tinggal pada blok pertama sebelah kiri saat memasuki gang menuju rumah Bee. Yup! Rumah pertama di sebelah kiri. Pada masa itu, si Cowok jadi idola di antara anak-anak cewek sepermainan Bee. Bee yang jarang main sejak kelas 5 SD menjadi makhluk asing yang nggak ter-update dengan rumor-rumor tersebut. Bee hanya sesekali melihat si Ganteng main bola... sesekali berpapasan setiap pulang sekolah... dan berulang kali mengintipnya dari balik jendela kamar saat si Ganteng manggil anak-anak cowok di seputaran rumahnya yang akan diajak main bola. Hingga tibalah suatu masa di mana Bee menjadi demikian dekat dengan salah seorang kerabat perempuan dari cowok ganteng itu – kita sebut si Cowo dengan M – dan inilah awal dari kisah cinta Bee kecil dan M. Dari kerabat perempuan tadi – sebut saja Na – Bee memperoleh informasi bahwa M suka dengan Bee kecil sejak lama. Dan olalala... seperti gayung bersambut, setiap kali Bee jalan kaki menuju rumah sepulang sekolah, M selalu tersenyum manis. Dan anehnya, sejak saat itu, setiap Bee kecil pulang sekolah *bagian ini agak dilebih-lebihkan dari aslinya*, M sudah ada di depan gang untuk berlatih bola sendirian di sana *gerakkannya meniru pemain bola profesional di salah satu iklan soft drink bertaraf int’l*. Lalu, saat M melihat Bee lewat, ia akan berhenti memainkan bolanya sejenak dan memberikan senyuman termanisnya. <span style="font-style: italic;">Oh, God! How this love was so wonderful for Bee.</span> Kejadian-kejadian inilah yang memicu Bee kecil nekat nulis surat cinta pertamanya untuk M. Bee khawatir M akan pergi meninggalkannya tanpa pesan, tanpa kesan... mengingat saat itu masa kontrak rumah M akan segera habis dan M sekeluarga akan kembali k Palangkaraya. Ditemani lantunan lagu “Tenda Biru” Dessy Ratnasari yang sedang tren, ditulisnyalah surat cinta anak monyet itu... (masih terlalu kecil jadinya “cinta *anak* monyet). Kaset Dessy Ratnasari yang sejatinya hendak Bee berikan kepada M *usut punya usut M senang dengan lagu tersebut* malah disimpan Bee sebagai kenang-kenangan. Entah apa reaksi M saat membaca surat cinta Bee masih menjadi misteri dan tanya hingga kini. Terkadang Bee masih berharap suatu waktu ia akan bertemu lagi dengan M. Bee tak punya fotonya... tak tau alamatnya... tak hafal nama lengkapnya... tak pernah ditinggali alamat emailnya, sehingga Bee kesulitan menemukan dia di Facebook ataupun Friendster (ya,iya,lah...)<br /> Terlepas dari daya imajinasinya yang berlebihan, Bee kecil itu anak yang pemalu luar biasa. Dia mungkin tidak pernah menyangka jika hari ini ia malah menjadi gadis *nyaris* dewasa yang malu-maluin buangedh! Bee selalu grogi tiap kali diminta maju ke depan untuk tes nyanyi, apalagi membacakan puisi dan sejenisnya. Persiapan yang telah dilakukan secara maksimal di rumah menjadi tidak optimal sama sekali. Bahkan, lagu daerah “Buka Pintu” yang temponya bersemangat, malah Bee nyanyikan dengan tempo lambat layaknya menyanyikan lagu “Saat Terakhir”-nya ST 12 yang akhir-akhir ini sering diputar oleh acara musik DAHSYAT ataupun INBOX. Duh, Bee ngrusak lagu bener... Meski suaranya pas-pasan Bee aktif dalam koor (paduan suara/ choir group) sekolahnya sejak kelas 4 SD. Tugas koor saat hari raya Paskah, seringnya Jumat Agung, merupakan momen paling membanggakan bagi Bee. Why? Karena Bee selalu bisa merasa tampil lebih cantik tiap kali mengenakan rok kotak-kotak ungu seragam sekolahnya setiap Jumat itu, hahaha... mau keliatan cantik ajah nunggu setaon sekali, hanya untuk 1-2 jam pula. *so tired, deh, Bee...*<br /><br />____________________________________________________________________<br /><br /><br /> Tanpa terasa satu dekade telah bergulir... Melaju dengan cepatnya sejak tahun kesebelas saat cerita di atas dihentikan. Bee kecil sudah tumbuh semakin besar. Layaknya tunas muda yang terus bertumbuh menjadi tunas dewasa, demikian halnya dengan Bee kini. Tingginya tunas dewasa mungkin tak setinggi badannya. Lebatnya daun-daun muda di sepanjang rantingnya mungkin tak selebat rambut di kepalanya *melainkan selebat bulu-bulu halus di tangan dan kakinya*. Rampingnya cabang-cabang yang terus tumbuh di sekujur dahannya tak juga seramping lebar tubuhnya. Tapi bukan Bee namanya jika ia tidak memiliki kekhasan anak bawang yang sudah dibawanya sejak kecil, yakni pendek... buled... mungil... imyut... kiyut... manis... ngegemesin... (Dah! Dah! Mulai maksa).<br /> <span style="font-style: italic;">Bee... Bee... Bee is Me!</span><br /><span style="font-style: italic;"> </span>Dan di blog ini, Kamu.. Eloh.. Ente.. Yey.. Koe.. Sampeyan.. Manehna.. hanya akan dikenalkan pada sosok Bee masa kini. Lupakan segala tulisan yang pernah dibuatnya di blog pertama Bee di Friendster. Hanya di sini, di blog barunya <span style="font-size:130%;">http://birgittaisme.blogspot.com <span style="font-size:85%;">dan</span> http://b12gittapu3.multiply.com</span>, kalian akan dibawa mengenal dunia Bee yang baru. <span style="font-style: italic;">Bee who is willing to be more than an ordinary girl, who grows up to be an extraordinary woman.</span> Yang dimaksud dengan ‘ekstraordinari’ di sini bukan berarti Bee bisa makan mie ayam pangsit rebus kesukaannya sembari khayang... apalagi head-stand, hand-stand, Einstein (eh..eh..kebablasan) karena sejak SMP track record senam lantai Bee bobrok abis. Yah.., kita kesampingkan masa lalu Bee guna menatap masa depannya! Seperti pepatah kegemaran Bee: <span style="font-weight: bold;">“...hiduplah dalam semangat kekinian dengan terang dari masa lalu dan harapan akan masa depan...”</span><br /> Bee berterima kasih kepada segenap individu yang mengiringi langkah hidupnya hingga saat ini. Apalah artinya hidup tanpa kalian semua... tanpa naungan kasih sayang, teguran, peringatan, senyuman hangat, amarah yang meluap, tawa yang meledak, tangis yang meyeruak, persahabatan yang mendamaikan, percintaan yang berdinamika, serta nuansa kekeluarga yang senantiasa menjadi daya dan energi kesejatian hidup di dunia.<br /> Terima kasih karena telah mengingatkan Bee yang sepanjang tahun 2008 terkesan <span style="font-weight: bold;">HBL (Haus Belaian Lelaki)</span>, karena putus-sambung-jadian-putus dan pe.de.ka.te kecil-kecilan dalam rentang waktu singkat dengan sejumlah pria. Tahun 2009, Bee akan lebih berhati-hati dengan tidak <span style="font-weight: bold;">mudah jatuh hati</span> dan tidak lagi <span style="font-weight: bold;">terobsesi mengejar SPMB: Sosok Pria Maunya Bunda</span> *lihat di blog multiply-ku* selayaknya pertengahan tahun 2008 lalu. Bee juga akan berusaha keluar dari <span style="font-weight: bold;">pusat diri sendiri</span> dan memperhatikan sekeliling. Bee akan mencoba lebih giat menabung, nggak <span style="font-weight: bold;">boros</span> dan nggak <span style="font-weight: bold;">jajanan</span>, juga perlahan-lahan mengikis kesan <span style="font-weight: bold;">kosmopolitan</span>, terlalu <span style="font-weight: bold;">royal</span>, <span style="font-weight: bold;">congkak</span>, <span style="font-weight: bold;">sombong</span>, <span style="font-weight: bold;">egois</span> *ayo, apalagi? apalagi?* Bee juga ingin sekali tidak <span style="font-weight: bold;">khawatiran</span>, tidak <span style="font-weight: bold;">sentimentil berlebihan</span>, tidak <span style="font-weight: bold;">harga diri-ism</span>, dan tidak <span style="font-weight: bold;">menjaga jarak</span> <span style="font-style: italic;">*rada bingung dengan yang satu ini, maksute opo, Ndu?*</span>. Lalu, mulai berpikir secara sederhana dengan nggak <span style="font-weight: bold;">ngeribetin hal-hal sepele</span>, <span style="font-weight: bold;">nggak ngeribetin urusan penampilan</span>, <span style="font-weight: bold;">urusan diet</span>, berusaha lebih membuka diri untuk <span style="font-weight: bold;">kompromi dalam perkara sederhana</span> (ndak <span style="font-weight: bold;">keras kepala</span> lagi), mulai mengontrol obsesi dalam target-targetnya guna mengikis kesan <span style="font-weight: bold;">perfeksionis</span> yang selama ini dilekatkan padanya.<span style="font-weight: bold;"><br /> </span><span style="font-weight: bold;font-size:130%;" >“Newly Bee” </span>juga diharapkan lebih berpikir positif dengan mensyukuri apa yang sudah melekat pada tubuhnya. <span style="font-style: italic;">Yeah! Love your body, Girls!</span> (para cewek wajib meneriakkan ini dalam hati masing-masing). Yang pasti... segala sisi negatif Bee di tahun 2008 *seperti sebagian yang disebutkan di atas* akan mampu teratasi: hanya jika Bee sendiri mau dan mampu membuka diri terhadap segala masukan yang datang kepadanya, dengan menunjukkan sikap tidak menentang saran-saran tersebut sekalipun Bee kadangkala merasa yakin bahwa argumen yang diajukannya (dan apa yang telah diperbuatnya) sudah benar adanya dan mengikuti prosedur. <br /> Wah, banyak juga kritikan yang masuk untuk Bee, ya?! Mungkin akhir tahun 2009 nanti Bee perlu membuka PO BOX supaya kritikan, saran, harapan yang Bee terima lebih banyak lagi. Inget, loh...: “Segala sms permintaan kritik saran yang kamu terima, Bee kirim langsung dari hape.nya!” (dihh...iklan!)<br /> Sehubungan dengan kritikan-kritikan di atas tadi, secara pribadi, Bee pun telah berjanji pada dirinya untuk memenuhi resolusi tahun 2009: <span style="font-weight: bold;font-size:130%;" >“The Newly BEEginning!” </span>Resolusi ini tidak lantas membuat Bee menjadi pribadi baru yang asing bagi orang-orang sekitarnya qo. Tenang saja... Bee akan tetap berusaha menjadi sosok yang menyenangkan... yang senantiasa hadir untuk memeriahkan, mencerahkan, dan menggemparkan dunia dengan ke-ceph-annya. Mungkin Bee malah akan meningkatkan kualitas ‘ceph’nya menjadi lebih intelek... melatih bakat ‘given’ yang dimilikinya ini agar tidak kalah dengan Bapak Bambang Purwanto (Dosen HI UMY, alumi HI UGM) yang lucu buangedh dan senantiasa menyegarkan suasana seminar dengan celetukan-celetukan jayuznya. Yah! Kejayuzan kadang kala menunjukkan tingkat kecerdasan seseorang, dan itulah yang Bee lihat dari sosok penghibur sejati. Sebut saja, Bambang Purwanto tadi... lalu Djaduk Ferianto, lalu Kelik ‘Republik Mimpi’, dan orang-orang lain yang lewat kata-katanya mampu mencerahkan hari yang suram menjadi berwarna ceria *termasuk juga salah satunya Babe gue*. Mereka yang lontaran kata-katanya kadangkala tidak terprediksi oleh orang lain. Celetukan-celetukan mereka yang tidak disangka-sangka akan mampu disambung-saambungkan. Sesuatu yang terjadi secara alami... mengalir bak aliran air anak sungai dan mengalun bak perdu nan syhadu. Kejayusan, kecerdasan, dan wawasan... itulah tiga hal yang Bee lihat sebagai sesuatu yang menarik. Mungkin sekilas, disebut ‘jayuz’ itu hina dan menjadi olok-olok *curhat buu..* tapi cobalah bertanya pada diri kalian sendiri – wahai orang-orang yang lebih aman dirinya disebut ‘tidak jayuz’ – manakah yang lebih menyenangkan: tertawa bersama dalam kejayusan hingga berkuranglah separuh beban hidupmu ataukah bergeming dalam ketegangan tanpa orang jayuz? Sulit menjawabnya, bukan??? *hehehe*<br /> <span style="font-style: italic;"><br /> Ya... ya... apapun perdebatan yang muncul setelah kalian membaca tulisan ini, Bee hendak menyimpulkan bahwa Bee akan selalu mengusahakan yang terbaik. Ibarat program antivirus yang senantiasa minta di-update, demikian halnya dengan kehidupan yang Bee jalani kini. Ja...di...kalo kamu-kamu pengen tauuuu... ajah segala seluk beluk hari-hari Bee, stay tune terus ajah di blog ini. Caw!</span><br /></div><div class="blogger-post-footer">www.b12gitta.pu3.multiply.com</div>b12gitta.pu3http://www.blogger.com/profile/10256759868682750819noreply@blogger.com0